
Pernyataan Lengkap Sri Mulyani Tentang RI Menahan Laju Impor
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 August 2018 14:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali memberikan penjelasan mengenai keputusan pemerintah mengendalikan ratusan barang impor konsumsi.
Hal tersebut dikemukakan bendahara negara di Aula Mezzanine, kompleks Kementerian Keuangan, Senin (27/8/2018). Sebanyak 900 barang impor konsumsi tersebut, saat ini masih dikaji.
Berikut penjelasan lengkap Sri Mulyani Indrawati terkait pengendalian impor barang konsumsi?
Jadi sekarang dengan koordinasi dari Menko Perekonomian dengan Perdagangan, Kemenperin, dan BI, kita melakukan follow up yang kami sampaikan di sidang kabinet, Presiden mmeinta agar kerawanan yang terjadi dari faktor eksternal itu bisa kita address.
Pertama identifikasi komoditas yang dianggap memiliki hubungan dengan produksi atau investasi yang kecil, sehingga kalau kita melakukan tindakan pengendalian itu pengaruhnya terhadap growth terutama investment masa depan, dan juga ekspor kita, dia tidak terjadi atau seminimal mungkin. Jadi fokusnya pada komoditas consumption.
Kedua, dari consumption pun kita akan pilah berbagai macam komoditas yang tidak atau belum diproduksi di Indonesia, sedangkan kalau yang sudah diproduksi di Indonesia kita lihat kapasitas industrinya, kemampuan industri tersebut. Sehingga mereka mampu mengisi kebutuhan masyrakat. Tentu ini juga perlu dikomunikasikan ke masyarakat mengenai apa maksudnya kita melakukan ini.
Ketiga kita akan terus hati-hati menggunakan instrumen apa yang terbaik melakukannya agar tidak terjadi persoalan ke depannya. Apakah ini melalui PPh impor yang bisa dikreditkan, apakah dia menggunakan bea masuk, tapi kita semuanya melakukan secara sadar bahwa mungkin ini akan bermasalah di tatanan internasional dari sisi WTO, walaupun sampai hari ini banyak sekali step-step yang dilakukan, bahkan oleh negara-negara maju untuk peningkatan tarif secara sepihak.
Namun Indonesia tetap akan menjaga agar policy kita itu tetap proprosional. Seperti saya sebutkan tujuan selalu ingin mencari keseimbangan, di satu sisi menjaga momentum ekonomi, namun kalau dengan pertumbuhan ekonomi itu ada beberapa hal yang menimbulkan tekanan sehingga dia perlu untuk di address atau ditangani.
Maka kita mencoba menangani tekanan tersebut tanpa merusak momentum itu. Namun kadang-kadang treat offnya itu atau pilihannya itu sulit, jadi memang kita akan lakukan rekalibrasi terus-menerus dr policy ini.
900 barang itu semuanya konsumsi?
Mostly iya sekarang ini. Prinsip yang paling utama, mereka tidak mempengaruhi investasi, maupun ekspor, dan juga yang sudah diproduksi di dalam negeri. Sehingga pengaruhnya terhadap masyarakat kecil atau bahkan positif, karena kita berharap indutsri-industri dalam negeri dapat menggunakan kesempatan ini secara sebaik-baiknya.
Dan saya juga sudah melakukan komunikasi dengan OJK, BI, terutama OJK. Kita melihat industri-industri ini handycap-nya apa sih bisa memproduksi, kalau dari sisi akses permodalan dan berbagai hal yang mereka perlu untuk didorong, sehingga mereka bisa produksi di dalam negeri.
Contoh barang konsumsinya?
Saya ga akan ngomong hari ini. Dari 500, jadi 900, dan dari HS Code-nya nanti kita lihat.
(ray) Next Article RI Batasi Impor 500 Jenis Barang, Apa Saja?
Hal tersebut dikemukakan bendahara negara di Aula Mezzanine, kompleks Kementerian Keuangan, Senin (27/8/2018). Sebanyak 900 barang impor konsumsi tersebut, saat ini masih dikaji.
Berikut penjelasan lengkap Sri Mulyani Indrawati terkait pengendalian impor barang konsumsi?
Pertama identifikasi komoditas yang dianggap memiliki hubungan dengan produksi atau investasi yang kecil, sehingga kalau kita melakukan tindakan pengendalian itu pengaruhnya terhadap growth terutama investment masa depan, dan juga ekspor kita, dia tidak terjadi atau seminimal mungkin. Jadi fokusnya pada komoditas consumption.
Kedua, dari consumption pun kita akan pilah berbagai macam komoditas yang tidak atau belum diproduksi di Indonesia, sedangkan kalau yang sudah diproduksi di Indonesia kita lihat kapasitas industrinya, kemampuan industri tersebut. Sehingga mereka mampu mengisi kebutuhan masyrakat. Tentu ini juga perlu dikomunikasikan ke masyarakat mengenai apa maksudnya kita melakukan ini.
Ketiga kita akan terus hati-hati menggunakan instrumen apa yang terbaik melakukannya agar tidak terjadi persoalan ke depannya. Apakah ini melalui PPh impor yang bisa dikreditkan, apakah dia menggunakan bea masuk, tapi kita semuanya melakukan secara sadar bahwa mungkin ini akan bermasalah di tatanan internasional dari sisi WTO, walaupun sampai hari ini banyak sekali step-step yang dilakukan, bahkan oleh negara-negara maju untuk peningkatan tarif secara sepihak.
Namun Indonesia tetap akan menjaga agar policy kita itu tetap proprosional. Seperti saya sebutkan tujuan selalu ingin mencari keseimbangan, di satu sisi menjaga momentum ekonomi, namun kalau dengan pertumbuhan ekonomi itu ada beberapa hal yang menimbulkan tekanan sehingga dia perlu untuk di address atau ditangani.
Maka kita mencoba menangani tekanan tersebut tanpa merusak momentum itu. Namun kadang-kadang treat offnya itu atau pilihannya itu sulit, jadi memang kita akan lakukan rekalibrasi terus-menerus dr policy ini.
900 barang itu semuanya konsumsi?
Mostly iya sekarang ini. Prinsip yang paling utama, mereka tidak mempengaruhi investasi, maupun ekspor, dan juga yang sudah diproduksi di dalam negeri. Sehingga pengaruhnya terhadap masyarakat kecil atau bahkan positif, karena kita berharap indutsri-industri dalam negeri dapat menggunakan kesempatan ini secara sebaik-baiknya.
Dan saya juga sudah melakukan komunikasi dengan OJK, BI, terutama OJK. Kita melihat industri-industri ini handycap-nya apa sih bisa memproduksi, kalau dari sisi akses permodalan dan berbagai hal yang mereka perlu untuk didorong, sehingga mereka bisa produksi di dalam negeri.
Contoh barang konsumsinya?
Saya ga akan ngomong hari ini. Dari 500, jadi 900, dan dari HS Code-nya nanti kita lihat.
(ray) Next Article RI Batasi Impor 500 Jenis Barang, Apa Saja?
Most Popular