
Pemeritah Lelang 6 WK Migas, Mana yang Paling Diminati?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
27 August 2018 09:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah membuka lelang reguler terhadap enam wilayah kerja (WK) untuk ekplorasi dan produksi minyak dan gas bumi (migas), yakni tiga WK eksplorasi, dan tiga WK produksi.
Direktur Hulu Kementerian ESDM Ediar Usman mengatakan, semua WK tersebut diminati, tetapi WK produksi yang paling banyak peminatnya.
"Semuanya diminati, terutama wk produksi karena tidak perlu waktu lama, tinggal pengembangan, dan produksi langsung naik. Jadi lebih pasti dan prospek," ujar Ediar kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Senin (27/8/2018).
Lebih lanjut, Ediar mengatakan, sampai pada Sabtu (25/8/2018), sudah ada empat perusahaan yang mengakses dokumen dan delapan perusahaan berminat sudah menghubungi dan bertemu pemerintah untuk meminta informasi lebih rinci.
"Kalau WK eksplorasi, biasanya mereka butuh waktu lebih lama untuk mempelajari kondisi geologi regional dan daerah-daerah eksploitasi di sekitarnya sebagai pembanding. Kalau sudah yakin, mereka akan akses," pungkas Ediar.
Sebelumnya, Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, ada 12 perusahaan yang berminat untuk menjadi pengelola enam Wilayah Kerja (WK) yang beberapa waktu lalu sudah dilelang oleh pemerintah.
"Sudah ada yang ambil dokumen lelangnya. Ada sekitar 12 perusahaan yang berminat untuk enam WK tersebut," ujar Djoko kepada media saat dijumpai di Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Lebih lanjut, Djoko mengungkapkan, dalam satu WK yang dilelang tersebut, kira-kira bisa terdapat dua perusahaan yang berminat.
Sebagai informasi, WK eksplorasi, yang dilelang adalah WK Banyumas, WK Andika Bumi Kita, dan WK South East Mahakam. Sedangkan untuk tiga WK produksi, yakni WK Makassar Strait, Selat Panjang, dan South Jambi B.
Periode lelang dibuka mulai 14 Agustus-20 September 2018, dan pengembalian dokumen lelangnya paling lambat 12 Oktober 2018. Sedangkan untuk WK eksplorasi dimulai pada 14 Agustus-10 Desember 2018, dan tenggat waktu penyerahan dokumen lelang pada 10 Desember 2018.
Adapun, untuk peserta lelang yang sudah ikut pada lelang reguler sebelumnya, dan akan ikut pada lelang kali ini, mesti membeli lagi dokumen lelang seharga US$ 5.000.
Pemerintah juga pernah menjelaskan, tiga blok produksi tersebut dilelang karena sejumlah faktor, di antaranya karena kontraktor eksisting tidak berminat memperpanjang kontrak dan ada juga yang dinyatakan pailit.
(hps) Next Article Dapat Wilayah Kerja Baru, Ini Target Eksplorasi Pertamina
Direktur Hulu Kementerian ESDM Ediar Usman mengatakan, semua WK tersebut diminati, tetapi WK produksi yang paling banyak peminatnya.
"Semuanya diminati, terutama wk produksi karena tidak perlu waktu lama, tinggal pengembangan, dan produksi langsung naik. Jadi lebih pasti dan prospek," ujar Ediar kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Senin (27/8/2018).
"Kalau WK eksplorasi, biasanya mereka butuh waktu lebih lama untuk mempelajari kondisi geologi regional dan daerah-daerah eksploitasi di sekitarnya sebagai pembanding. Kalau sudah yakin, mereka akan akses," pungkas Ediar.
Sebelumnya, Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, ada 12 perusahaan yang berminat untuk menjadi pengelola enam Wilayah Kerja (WK) yang beberapa waktu lalu sudah dilelang oleh pemerintah.
"Sudah ada yang ambil dokumen lelangnya. Ada sekitar 12 perusahaan yang berminat untuk enam WK tersebut," ujar Djoko kepada media saat dijumpai di Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Lebih lanjut, Djoko mengungkapkan, dalam satu WK yang dilelang tersebut, kira-kira bisa terdapat dua perusahaan yang berminat.
Sebagai informasi, WK eksplorasi, yang dilelang adalah WK Banyumas, WK Andika Bumi Kita, dan WK South East Mahakam. Sedangkan untuk tiga WK produksi, yakni WK Makassar Strait, Selat Panjang, dan South Jambi B.
Periode lelang dibuka mulai 14 Agustus-20 September 2018, dan pengembalian dokumen lelangnya paling lambat 12 Oktober 2018. Sedangkan untuk WK eksplorasi dimulai pada 14 Agustus-10 Desember 2018, dan tenggat waktu penyerahan dokumen lelang pada 10 Desember 2018.
Adapun, untuk peserta lelang yang sudah ikut pada lelang reguler sebelumnya, dan akan ikut pada lelang kali ini, mesti membeli lagi dokumen lelang seharga US$ 5.000.
Pemerintah juga pernah menjelaskan, tiga blok produksi tersebut dilelang karena sejumlah faktor, di antaranya karena kontraktor eksisting tidak berminat memperpanjang kontrak dan ada juga yang dinyatakan pailit.
(hps) Next Article Dapat Wilayah Kerja Baru, Ini Target Eksplorasi Pertamina
Most Popular