INTERNASIONAL

Gunakan Cryptocurrency, Krisis Venezuela Masih Akan Berlanjut

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 August 2018 10:41
Sanksi AS
Foto: REUTERS / Marco Bello
Dana Moneter Internasional memperkirakan inflasi akan mencapai 1.000.000% tahun ini di Venezuela, yang sekarang ini memasuki tahun keempat resesi. Negara telah lumpuh karena kekurangan barang-barang pokok dan minimnya layanan publik.

Maduro menyebut kesengsaraan keuangan negara itu disebabkan oleh "plot" oposisi dan sanksi Amerika, tetapi ia juga mengatakan bahwa pemerintah akan mampu bangkit ketika menjalankan redenominasi mata uang.

Pemerintahannya pada hari Sabtu membalas kritik terhadap rencana reformasi ekonomi tersebut.

"Jangan memperhatikan para penentang," kata Menteri Informasi Jorge Rodriguez. "Dengan pendapatan minyak, dengan pajak dan pendapatan dari kenaikan harga bensin ... kita akan dapat mendanai program kami."

Transaksi elektronik ditetapkan akan ditunda dari hari Minggu untuk memfasilitasi pengenalan rencana baru itu.

Produksi minyak menyumbang 96% dari pendapatan Venezuela, tetapi jumlahnya telah merosot ke level terendah dalam 30 tahun menjadi 1,4 juta barel per hari (bpd), dibandingkan dengan rekor tingginya 3,2 juta bpd 10 tahun lalu.

Defisit fiskal hampir 20% dari PDB, padahal Venezuela juga memiliki utang luar negeri sebesar US$150 miliar.

Venezuela meluncurkan petro dalam upaya mencari likuiditas untuk mencoba menghindari sanksi AS yang secara keseluruhan menghapuskan pembiayaan internasional.

Tapi ada alasan lain mengapa redenominasi belum bisa menenangkan keadaan atau menarik kepercayaan investor. Hal itu adalah karena Venezuela pernah melakukan itu sebelumnya.

Pendahulu Maduro, Hugo Chavez, menanggalkan tiga nol dari bolivar pada 2008, tetapi langkah itu gagal mencegah hiperinflasi.

Oliveros memperingatkan bahwa catatan bank baru akan runtuh "dalam beberapa bulan" jika hiperinflasi tidak terkendali.

Menurut ekonom Jean Paul Leidenz, Venezuela mencoba untuk meniru Brasil, yang menggantikan mata uang lama cruzeiro dengan mata uang riil pada 1990-an setelah yang pertama dihancurkan oleh hiperinflasi.

Namun dia mengatakan bahwa itu tidak akan berhasil karena kacaunya fiskal pemerintah dan kurangnya pembiayaan.


(roy)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular