Internasional

Gunakan Cryptocurrency, Krisis Venezuela Masih Akan Berlanjut

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 August 2018 10:41
'Kebohongan murni!'
Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Maduro, yang merupakan mantan sopir bus dan pemimpin serikat buruh, mengatakan negara itu perlu menunjukkan "disiplin fiskal" dan menghentikan pencetakan uang yang berlebihan yang telah umum terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Mata uang baru akan dinamai bolivar kedaulatan (sovereign), dibuat untuk membedakan dari mata uang yang ada saat ini, yang secara ironis disebut 'bolivar yang kuat'. Bolivar yang baru akan dikaitkan ke cryptocurrency yang sangat terdiskreditkan di negara itu, petro.

Setiap petro akan bernilai sekitar US$60, berdasarkan harga satu barel minyak Venezuela. Dalam mata uang baru, nilainya akan menjadi 3.600 bolivar negara. Perubahan itu menandakan devaluasi besar-besaran.

Sementara itu, upah minimum akan ditetapkan sebesar setengah petro (1.800 sovereign bolivars), mulai hari Senin. Jumlahnya sekitar US$28, lebih dari 34 kali tingkat upah sebelumnya yang kurang dari satu dolar pada tingkat pasar gelap yang berlaku.

Maduro juga mengatakan negara itu akan memiliki satu nilai tukar resmi yang berfluktuasi, juga dipatok ke petro, tanpa mengatakan apa tingkat awalnya.

Namun nyatanya, upah minimum bulanan, yqng hancur oleh inflasi dan devaluasi agresif bolivar, masih belum cukup untuk membeli satu kilo daging.

Di ibukota Caracas, warga skeptis tentang langkah-langkah baru tersebut. "Semuanya akan tetap sama, harga akan terus meningkat," kata Bruno Choy (39 tahun), pemilik stan makanan jalanan, kepada AFP.

Angel Arias, pensiunan berusia 67 tahun, menyebut mata uang baru sebagai "kebohongan murni!"


(roy)
Next Page
Sanksi AS
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular