Internasional

China Hapus Produk Minyak dari Daftar Bea Impor Baru ke AS

Roy Franedya, CNBC Indonesia
10 August 2018 15:24
Hilangnya minyak dari tarif ini hasil lobi dari Sinopec Group, importir utama minyak di China.
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - China akhirnya tidak memasukkan minyak mentah dalam daftar produk Amerika Serikat yang dikenakan tarif baru. Ternyata hal ini berkat lobi dari importir utama minyak mentah, China Sinopec Group.

Hilangnya minyak dalam daftar tarif produk AS senilai US$16 miliar (Rp 231,7 triliun) yang diumumkan pada Rabu (8/8/2018) lalu menunjukkan peran penting AS sebagai produsen dan pemasok alternatif bagi importir papan atas China yang sedang berusaha melakukan diversifikasi pembelian minyak.

Menghapus impor minyak mentah dari daftar yang bernilai US$8 miliar per tahun, berdasarkan perkiraan Sinopec sebelumnya 300.000 barel per hari (bpd) untuk 2018, juga memberikan ruang bagi Beijing untuk melakukan manuver dalam negosiasi dengan Washington, terutama karena akan segera kehilangan pasokan minyak Iran karena berlakunya kembali sanksi AS.

"Sinopec melakukan banyak upaya lobi dengan pemerintah," kata sumber Reuters, Jumat (10/8/2018) sambil menambahkan lobi dilakukan pada lembaga pemerintah seperti Departemen Keuangan dan Kementerian Perdagangan.

Sinopec menolak berkomentar.

Revisi itu terjadi setelah Sinopec - penyuling minyak terbesar dan pembeli terbesar minyak AS - menunda pemesanan baru hingga setidaknya Oktober karena kekhawatiran kebijakan tarif 25% akan membuat perusahaan kesulitan mencari pembeli di China.

"AS akan menjadi sumber pasokan minyak baru terbesar di luar OPEC. Ini demi kepentingan China untuk melakukan diversifikasi pasokan, " ujar sumber yang bekerja di salah satu instansi perdagangan minyak negara.

Langkah itu dapat mendorong Sinopec untuk membawa kargo yang dimuat pada Juni dan Juli, dan melanjutkan pemesanan baru, kata sumber itu, yang menolak disebutkan namanya karena sifat sensitif dari topik tersebut.

"Masalah China adalah setiap AS naikkan tarif (termasuk) minyak, kemungkinan akan merugikan ekonomi mereka dan harus mengimpor," kata Kenneth Medlock, direktur senior dari Pusat Studi Energi di Institut Baker Universitas Rice untuk Kebijakan publik.

China membeli minyak mentah AS sebesar 553.000 bpd untuk pengiriman Juni, senilai hampir US$1 miliar. Dari iran, China membeli 650.000 bpd senilai US$15 miliar per tahun. Sinopec telah menginvestasikan miliaran dolar di ladang minyak Iran, dan telah mengimpor produksi mereka.



(roy/prm) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular