Misteri Inisial 'M' Sang Cawapres Jokowi, Siapa Saja?

Redaksi, CNBC Indonesia
09 August 2018 14:19
Ma’ruf Amin
Foto: Doc detikcom
Nama Kiai Haji Ma’ruf Amin tentunya akan sangat menguntungkan sisi Jokowi untuk mengentalkan dukungan suara dari organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) yaitu warga Nahdliyin, dan semakin mengentalkan warna hijau pendukungnya yang sebagian besar sudah berdiri di belakang Jokowi sejak awal.

Meskipun baru menjadi wacana sejak awal tahun, Ma’ruf sudah mengantongi izin dari Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj untuk maju ke kursi RI 2. Izin tersebut langsung disambut pernyataan kesiapan Ma’ruf untuk mendampingi Jokowi dalam kesempatan Dzikir Kebangsaan dalam menyambut HUT Ke-58. Setelah itu, dukungan datang untuk Ma’ruf.

Kesepuhannya, kedewasaannya, dan bebijaksanaannya sebagai ulama diharapkan dapat mendukung presiden dari sisi kebijakan populis dan tentunya akan semakin membuat pemerintahan Jokowi nanti jika terpilih semakin kondusif.

“Kalau cari cawapres yang kuat segala-galanya dan secara politik diterima semua anggota koalisi, tentulah Ketua MUI orangnya, KH Ma'ruf Amin," ujar Peneliti Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) Indria Samego.

Namun demikian, Indria menilai kelemahan Ma’ruf tentu dari usianya yang sudah tidak muda lagi. Sang kiai memang lahir pada masa pendudukan Jepang, 11 Maret 1943 sehingga saat ini berusia 75 tahun.

Nama Ma’ruf Amin mulai sentral karena pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007 dan dilantik kembali untuk periode kedua pada 25 Januari 2010. Pada masa pemerintahan Jokowi, Ma’ruf bertindak selaku ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2015, menggantikan Din Syamsuddin.

Di PBNU, Ma’ruf masih mengemban tugas sebagai Dewan Penasihat (Rais 'Aam) PBNU.

Hubungannya semakin dekat dengan Jokowi setelah masuk ke dalam Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) pada 2017 silam.

Selain Ma’ruf, UKP-PIP terdiri dari Try Sutrisno, Megawati Soekarnoputri, M. Mahfud, Syafi'i Ma'arif, Said Aqil Siradj, Andreas Anangguru Yewangoe, Wisnu Bawa Tenaya, Sudhamek, Yudi Latif, dan sempat dianggap sebagai politik akomodir Jokowi. (dru)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular