Misteri Inisial 'M' Sang Cawapres Jokowi, Siapa Saja?

Redaksi, CNBC Indonesia
09 August 2018 14:19
Misteri Inisial 'M' Sang Cawapres Jokowi, Siapa Saja?
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba datang ke Kantor Wapres Jusuf Kalla (JK). Wapres JK bersama beberapa Menteri tengah melangsungkan rapat koordinasi tentang Percepatan Reformasi Birokrasi.

Rapat yang dimulai pada pukul 10.00 WIB tersebut dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Pandjaitan, Menko PMK Puan Maharani, dan Menko Polhukam Wiranto.

Namun pada pukul 11.34 WIB, Wapres JK tiba-tiba keluar ruangan dan tak lama kemudian Jokowi datang bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Selama 20 menit, Jokowi-JK kemudian keluar dan memberikan keterangan ke awak media.

Jokowi ternyata melapor ke JK dan beberapa menteri mengenai pendaftaran Capres dan Cawapres di KPU.

"Saya sampaikan ke Pak JK bahwa besok pagi kalau saya dan cawapres akan mendaftar ke KPU," kata Jokowi di Kantor JK, Kamis (9/8/2018).

"Besok kurang lebih jam 9 pagi. Nanti diumumkan siapa cawapresnya," imbuh Jokowi.

Dijelaskan Jokowi setelah daftar, dirinya akan pergi ke Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengunjungi korban gempa di Lombok.

"Suasana masih berkabung di NTB, jadi tidak ramai-ramai mendaftarnya," katanya.

Ketika awak media menanyakan siapa cawapresnya dan apakah berinisial 'M', Jokowi pun tak membantah.

"Iya M," tutur Jokowi.

Dalam pertemuan dengan JK, Jokowi mengatakan dapat banyak masukan dari sang Wapres. "Masukan dari Pak JK banyak sekali," kata Jokowi.

Lebih jauh Jokowi memastikan pengumuman siapa cawapresnya direncanakan pagi atau sore harinya.

Siapakah inisial 'M' yang dipilih Jokowi?

Ini beberapa nama kandidiat kuat Cawapres Jokowi :


(NEXT)

Moeldoko adalah Purnawirawan Jenderal yang juga pernah menduduki jabatan sebagai Panglima TNI ke 15. Saat ini dia berada di lingkar istana, yakni sebagai Kepala Kantor Staf Presiden.

Di posisi itu, bisa dibilang bahwa Moeldoko adalah tangan kanan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Moeldoko lahir pada 8 Juli 1957 di Kediri, dan sepanjang karirnya telah meraih total 13 penghargaan dan Tanda Kehormatan di bidang militer.

Salah satu penghargaan adalah Bintang Adhi Makayasa, di mana diraih ketika Moeldoko menjadi lulusan terbaik Akademi Militer Indonesia (AKABRI). Mohammad Mahfud MD menjadi perhatian publik ketika menjadi menteri dari Presiden Abdulrahman Wahid (Gus Dur). Selama setahun masa pengabdiannya, Mahfud menduduki dua posisi menteri yakni, menteri pertahanan Indonesia dan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Indonesia.

Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mantan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini ditunjuk sebagai ketua mahkamah konstitusi. Ia menduduki jabatan ini selama lima tahun.

Saat ini Mahfud duduk sebagai anggota dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Mahfud juga masih tercatat sebagai dosen fakultas hukum Universitas Islam Indonesia.

Nama Kiai Haji Ma’ruf Amin tentunya akan sangat menguntungkan sisi Jokowi untuk mengentalkan dukungan suara dari organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) yaitu warga Nahdliyin, dan semakin mengentalkan warna hijau pendukungnya yang sebagian besar sudah berdiri di belakang Jokowi sejak awal.

Meskipun baru menjadi wacana sejak awal tahun, Ma’ruf sudah mengantongi izin dari Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj untuk maju ke kursi RI 2. Izin tersebut langsung disambut pernyataan kesiapan Ma’ruf untuk mendampingi Jokowi dalam kesempatan Dzikir Kebangsaan dalam menyambut HUT Ke-58. Setelah itu, dukungan datang untuk Ma’ruf.

Kesepuhannya, kedewasaannya, dan bebijaksanaannya sebagai ulama diharapkan dapat mendukung presiden dari sisi kebijakan populis dan tentunya akan semakin membuat pemerintahan Jokowi nanti jika terpilih semakin kondusif.

“Kalau cari cawapres yang kuat segala-galanya dan secara politik diterima semua anggota koalisi, tentulah Ketua MUI orangnya, KH Ma'ruf Amin," ujar Peneliti Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) Indria Samego.

Namun demikian, Indria menilai kelemahan Ma’ruf tentu dari usianya yang sudah tidak muda lagi. Sang kiai memang lahir pada masa pendudukan Jepang, 11 Maret 1943 sehingga saat ini berusia 75 tahun.

Nama Ma’ruf Amin mulai sentral karena pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007 dan dilantik kembali untuk periode kedua pada 25 Januari 2010. Pada masa pemerintahan Jokowi, Ma’ruf bertindak selaku ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2015, menggantikan Din Syamsuddin.

Di PBNU, Ma’ruf masih mengemban tugas sebagai Dewan Penasihat (Rais 'Aam) PBNU.

Hubungannya semakin dekat dengan Jokowi setelah masuk ke dalam Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) pada 2017 silam.

Selain Ma’ruf, UKP-PIP terdiri dari Try Sutrisno, Megawati Soekarnoputri, M. Mahfud, Syafi'i Ma'arif, Said Aqil Siradj, Andreas Anangguru Yewangoe, Wisnu Bawa Tenaya, Sudhamek, Yudi Latif, dan sempat dianggap sebagai politik akomodir Jokowi. Satu lagi yang disebut sebagai cawapres Jokowi adalah Muhammad Zainul Majdi. Pria yang biasa disapa dengan nama Tuan Guru Bajang ini merupakan gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) selama dua periode.

Sebelum menjadi orang nomor satu di NTB, pria berusia 46 tahun ini merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Bulan dan Bintang. Cak Imin atau Muhaimin Iskandar merupakan politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 


Pria kelahiran 24 September 1966 ini merupakan Ketua Umum PKB. Ia lulus dari Universitas Gadjah Mada sebagai Sarjana Politik dan memperoleh gelar Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia.

Muhaimin memang dikenal dekat dengan Presiden Jokowi. Muhaimin sempat mendampingi Jokowi ketika meresmikan Kereta Bandara Soekarno-Hatta.  

Next Page
Moeldoko
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular