
TKA China Serbu Morowali, Jokowi: Cuma Rumor Belaka
Arys Aditya, CNBC Indonesia
08 August 2018 11:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo kembali menangkis serangan bahwa Pemerintah secara sengaja mengundang tenaga kerja asal China dengan jumlah hingga jutaan orang.
Dalam laman Facebooknya, Rabu (8/8/2018), Presiden memaparkan fakta jumlah pekerja China di Morowali, Sulawesi Tengah.
"Inilah faktanya: jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) ada 3.121 orang. Pekerja lokal 25.447 orang. Jadi, pekerja asing di sana hanya 10,9 persen dari seluruh pekerja," ujar Jokowi.
Ia mengutarakan, kawasan industru Morowali seluas 47.000 hektare ini merupakan area tambang nikel yang di dalamnya terdapat 16 perusahaan dari hilirisasi feronikel, pengelolaan pelabuhan hingga jasa keamanan.
Para TKA ini, lanjutnya, juga tak melakukan pekerjaan kasar, tapi pengawas atau supervisor, serta melakukan pekerjaan teknis untuk menjalankan peralatan yang memerlukan keterampilan khusus. Dia mengatakan selama di Morowali, para TKA ini tidak boleh keluar dari lokasi kawasan industri.
"Para TKA dan TKI yang bekerja di sana mendapatkan gaji yang sama. Mereka yang lembur akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar sampai 30% dari gaji yang diterima. Perlakuan terhadap TKA dan TKI juga sama belaka, sampai ke makanan untuk mereka yang senilai Rp 18.000 per porsi."
Selain itu, Presiden menyebut dalam 3-4 tahun ke depan, jumlah TKA di Morowali ditargetkan tinggal 5% dari total pekerja. Untuk itu, Pemerintah mendukung percepatan proses alih teknologi dan keahlian pengolahan logam bisa cepat melalui proses tandem dan pendirian politeknik.
"Jadi, saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kabar tentang jutaan tenaga kerja asing menyerbu Indonesia itu cuma rumor belaka," tutupnya.
(roy/wed) Next Article Sempat Heboh Soal TKA China, Ini Cerita Bos Smelter Morowali
Dalam laman Facebooknya, Rabu (8/8/2018), Presiden memaparkan fakta jumlah pekerja China di Morowali, Sulawesi Tengah.
Para TKA ini, lanjutnya, juga tak melakukan pekerjaan kasar, tapi pengawas atau supervisor, serta melakukan pekerjaan teknis untuk menjalankan peralatan yang memerlukan keterampilan khusus. Dia mengatakan selama di Morowali, para TKA ini tidak boleh keluar dari lokasi kawasan industri.
"Para TKA dan TKI yang bekerja di sana mendapatkan gaji yang sama. Mereka yang lembur akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar sampai 30% dari gaji yang diterima. Perlakuan terhadap TKA dan TKI juga sama belaka, sampai ke makanan untuk mereka yang senilai Rp 18.000 per porsi."
Selain itu, Presiden menyebut dalam 3-4 tahun ke depan, jumlah TKA di Morowali ditargetkan tinggal 5% dari total pekerja. Untuk itu, Pemerintah mendukung percepatan proses alih teknologi dan keahlian pengolahan logam bisa cepat melalui proses tandem dan pendirian politeknik.
"Jadi, saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kabar tentang jutaan tenaga kerja asing menyerbu Indonesia itu cuma rumor belaka," tutupnya.
(roy/wed) Next Article Sempat Heboh Soal TKA China, Ini Cerita Bos Smelter Morowali
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular