
Industri Diminta Kurangi Penggunaan Bahan Baku Impor
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 August 2018 13:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian menilai salah satu cara untuk menghemat cadangan devisa adalah dengan mencari substitusi dari bahan baku impor atau meningkatkan industri bahan baku di dalam negeri.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri nasional saat ini membutuhkan substitusi dari bahan baku yang masih berorientasi impor. Padahal langkah tersebut berdampak pada defisitnya perdagangan Indonesia.
"Substitusi impor, kan yang selama ini bahan baku impor ya dibuat industri di dalam negeri," kata Airlangga di kawasan Gelora Bung Karno, Minggu (5/8).
Selain itu, dia menilai jalan lainnya untuk menghemat cadangan devisa lainnya adalah dengan memanfaatkan akses kapasitas di kelapa sawit dengan mengimplementasikan biodiesel 20%.
"Dengan biodoesel 20% maka akan menghemat devisa sepanjang tahun US$ 5,9 miliar karena itu yang besar," lanjut dia.
Kedua, adalah dengan meningkatkan sektor pariwisata dari sisi Kementerian Perindustrian yakni dengan mendorong maintenance repair overhaul untuk industri pesawat.
Terakhir adalah dengan menggenjot lokal konten atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Peningkatan penggunaan TKDN bisa meningkatkan penghematan sampai dengan US$ 2 miliar.
(ray) Next Article Masalah Gas, Picu Target Industri 2020 Lebih Lembek
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri nasional saat ini membutuhkan substitusi dari bahan baku yang masih berorientasi impor. Padahal langkah tersebut berdampak pada defisitnya perdagangan Indonesia.
"Substitusi impor, kan yang selama ini bahan baku impor ya dibuat industri di dalam negeri," kata Airlangga di kawasan Gelora Bung Karno, Minggu (5/8).
Selain itu, dia menilai jalan lainnya untuk menghemat cadangan devisa lainnya adalah dengan memanfaatkan akses kapasitas di kelapa sawit dengan mengimplementasikan biodiesel 20%.
"Dengan biodoesel 20% maka akan menghemat devisa sepanjang tahun US$ 5,9 miliar karena itu yang besar," lanjut dia.
Kedua, adalah dengan meningkatkan sektor pariwisata dari sisi Kementerian Perindustrian yakni dengan mendorong maintenance repair overhaul untuk industri pesawat.
Terakhir adalah dengan menggenjot lokal konten atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Peningkatan penggunaan TKDN bisa meningkatkan penghematan sampai dengan US$ 2 miliar.
(ray) Next Article Masalah Gas, Picu Target Industri 2020 Lebih Lembek
Most Popular