BBM Tak Naik, Menteri Darmin Tak Mau Seperti Pak Harto

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
02 August 2018 18:53
Pemerintah memutuskan untuk menahan harga BBM di tengah kenaikan harga minyak dunia.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memutuskan untuk menahan harga BBM di tengah kenaikan harga minyak dunia. Hal tersebut menimbulkan pandangan, kebijakan yang diambil pemerintah bersifat populis atau disenangi kebanyakan masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penilaian tersebut ada benar dan ada salahnya. Namun, dampaknya kepada perekonomian pun harus dilihat lebih jauh karena dia menilai ada dampak positif harga BBM ditahan, yakni kepada produktivitas.

"Kami harus jujurlah, BBM tidak naik populis lho itu. Tapi bukan berarti kebijakan yang tidak produktif. Apa akibat BBM tidak naik? APBN-nya lebih berat, karena mestinya subsidinya bisa kurang," tutur Darmin di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (2/8/2018).

"Sangat mudah ditelusuri, sangat jarang kebijakan menjelang pemilu ini dibuat yang mahal dan tidak produktif. Tapi memang yang satu ini ada satu beban pemikiran di tiap pemerintahan, jangan naik-naik BBM, karena Pak Harto (Presiden RI ke-2) dulu jatuh karena itu," jelasnya.

Bagaimana dengan pemberian THR? Menurut Darmin, hal itu memang selalu diberikan setiap tahun dan dia yakin itu tidak memberi dampak perlambatan ekonomi atau adanya beban yang berlebihan.

Seperti diketahui, pemerintah memutuskan untuk tidak ada kenaikan harga BBM serta listrik hingga akhir tahun 2019. Harga BBM yang tidak mengalami kenaikan adalah jenis public service obligation (PSO), yakni premium dan solar. Berkali-kali dikatakan, keputusan itu diambil untuk menjaga daya beli masyarakat.



(dru) Next Article Pendapatan Migas RI Terus Merosot, Tapi 'Kecanduan' Subsidi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular