
Internasional
Pasca-Melahirkan, PM Selandia Baru Bekerja Sambil Asuh Anak
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
02 August 2018 18:23

Wellington, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern kembali bekerja pada hari Kamis (2/8/2018) hanya dalam waktu enam minggu setelah melahirkan anak pertamanya. Dia menjadi perdana menteri pertama dalam sejarah Negara Kiwi yang mengambil cuti hamil ketika masih menjabat.
Kehamilan perdana menteri berusia 38 tahun itu dipandang banyak orang sebagai simbol kemajuan perempuan dalam peran kepemimpinan karena dia adalah pemimpin terpilih kedua, setelah mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto di tahun 1990, yang melahirkan ketika masih menjabat.
"Dari hari ke hari saya khawatir tentang menyusui, tidur, dan popok. Kemudian hal ini tumpang tindih dengan ketertarikan akan sesuatu yang sebenarnya membosankan," kata Ardern dalam sebuah wawancara dengan Television New Zealand yang dilansir dari Reuters.
"Saya mungkin ada di antara orang-orang pertama yang melakukan sesuatu yang belum terlalu sering dilakukan [melahirkan saat menjabat], tetapi suatu hari nanti hal itu akan menjadi normal."
Parlemen Selandia Baru sudah berupaya menjadi organisasi yang ramah bayi dalam beberapa bulan belakangan. Putri Arden yang bernama Neve Te Aroha akan diperbolehkan untuk berpelukan dengan ibunya saat debat dan berenang di kolam bersama dengan anak-anak anggota dewan lainnya.
Naiknya pamor Ardern menjadi perdana menteri termuda dan perempuan ketiga yang memimpin di negara itu membuat warga Selandia Baru menciptakan frasa "Jacinda-mania", peringkat penerimaan pribadinya pun ada di tingkat tertinggi dalam sejarah.
Dia muncul sebagai pemimpin dari Partai Buruh setahun lalu, hanya beberapa pekan sebelum pemilihan umum yang mengakhiri kepemimpinan Partai Nasional selama hampir satu dekade.
Ketika dia mengambil cuti melahirkan, pemerintah koalisi dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Winston Peters yang akan menghadiri konferensi tingkat tinggi Asia Tenggara di Singapura pekan ini.
"[Masa cuti hamil] itu menjadi enam pekan tercepat di hidup saya... tetapi menyenangkan," kata Ardern.
Ardern akan meninggalkan kampung halamannya di Auckland untuk kembali ke ibukota Wellington pada hari Sabtu (4/8/2018). Pasangan Ardern yang bernama Clarke Gayford akan sepenuhnya mengasuh anak mereka sementara Ardern kembali bekerja di parlemen pada hari Selasa (7/8/2018).
Ardern mengatakan dalam wawancara media bahwa Neve akan bepergian dengannya untuk saat ini karena dia menyusui. Putri pertamanya itu juga akan menemaninya saat berkunjung ke New York untuk menghadiri rapat Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di bulan September.
Ardern berkata dia akan fokus pada prioritas pemerintah dalam hal kesehatan mental, lingkungan, perdagangan, dan ekonomi saat kembali ke kantor.
Dia juga akan menghadapi sejumlah tantangan yang menanti, termasuk anjloknya kepercayaan bisnis yang dikhawatirkan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, serta ancaman mogok kerja dari para guru sekolah dasar.
"Kita perlu memodernisasi perekonomian kita, yang pada dasarnya berarti akan ada perubahan dan hal itu tentu menciptakan sebuah ketidakpastian," katanya kepada Television New Zealand yang dikutip Reuters.
"Niat saya benar-benar ada pada kepemimpinan terdepan yang mengubah, sehingga kita dapat menanamkan kepercayaan dan bisnis melihat kita menangani tantangan-tangan yang kita miliki sebagai suatu negara."
(prm) Next Article Tetangga Dekat RI Ini Perpanjang Lockdown, Kasus Naik 600%
Kehamilan perdana menteri berusia 38 tahun itu dipandang banyak orang sebagai simbol kemajuan perempuan dalam peran kepemimpinan karena dia adalah pemimpin terpilih kedua, setelah mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto di tahun 1990, yang melahirkan ketika masih menjabat.
"Dari hari ke hari saya khawatir tentang menyusui, tidur, dan popok. Kemudian hal ini tumpang tindih dengan ketertarikan akan sesuatu yang sebenarnya membosankan," kata Ardern dalam sebuah wawancara dengan Television New Zealand yang dilansir dari Reuters.
Parlemen Selandia Baru sudah berupaya menjadi organisasi yang ramah bayi dalam beberapa bulan belakangan. Putri Arden yang bernama Neve Te Aroha akan diperbolehkan untuk berpelukan dengan ibunya saat debat dan berenang di kolam bersama dengan anak-anak anggota dewan lainnya.
Naiknya pamor Ardern menjadi perdana menteri termuda dan perempuan ketiga yang memimpin di negara itu membuat warga Selandia Baru menciptakan frasa "Jacinda-mania", peringkat penerimaan pribadinya pun ada di tingkat tertinggi dalam sejarah.
Dia muncul sebagai pemimpin dari Partai Buruh setahun lalu, hanya beberapa pekan sebelum pemilihan umum yang mengakhiri kepemimpinan Partai Nasional selama hampir satu dekade.
Ketika dia mengambil cuti melahirkan, pemerintah koalisi dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Winston Peters yang akan menghadiri konferensi tingkat tinggi Asia Tenggara di Singapura pekan ini.
"[Masa cuti hamil] itu menjadi enam pekan tercepat di hidup saya... tetapi menyenangkan," kata Ardern.
Ardern akan meninggalkan kampung halamannya di Auckland untuk kembali ke ibukota Wellington pada hari Sabtu (4/8/2018). Pasangan Ardern yang bernama Clarke Gayford akan sepenuhnya mengasuh anak mereka sementara Ardern kembali bekerja di parlemen pada hari Selasa (7/8/2018).
Ardern mengatakan dalam wawancara media bahwa Neve akan bepergian dengannya untuk saat ini karena dia menyusui. Putri pertamanya itu juga akan menemaninya saat berkunjung ke New York untuk menghadiri rapat Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di bulan September.
Ardern berkata dia akan fokus pada prioritas pemerintah dalam hal kesehatan mental, lingkungan, perdagangan, dan ekonomi saat kembali ke kantor.
Dia juga akan menghadapi sejumlah tantangan yang menanti, termasuk anjloknya kepercayaan bisnis yang dikhawatirkan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, serta ancaman mogok kerja dari para guru sekolah dasar.
"Kita perlu memodernisasi perekonomian kita, yang pada dasarnya berarti akan ada perubahan dan hal itu tentu menciptakan sebuah ketidakpastian," katanya kepada Television New Zealand yang dikutip Reuters.
"Niat saya benar-benar ada pada kepemimpinan terdepan yang mengubah, sehingga kita dapat menanamkan kepercayaan dan bisnis melihat kita menangani tantangan-tangan yang kita miliki sebagai suatu negara."
(prm) Next Article Tetangga Dekat RI Ini Perpanjang Lockdown, Kasus Naik 600%
Most Popular