
Pembukaan GIIAS 2018: Pabrik Mobil di Indonesia Tak Produktif
Arys Aditya & Samuel Pablo, CNBC Indonesia
02 August 2018 10:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrik mobil di Indonesia diketahui tak produktif, menyusul kapasitas terpasang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah produksi.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, mengungkapkan produksi mobil pada semester I-2018 hanya 636.000 unit. Sementara kapasitas terpasang pabrik mobil mencapai 2,3 juta unit.
Yohannes Nangoi mengatakan hal itu saat memberi sambutan pada pembukaan Gaikindo International Indonesia Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD, Tangerang Selatan. Acara ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan sejumlah pengusaha otomotif.
Sementara itu, Airlangga Hartarto dalam sambutan di acara yang sama mengatakan, industri otomotif Indonesia menjadi prioritas dalam program Industri 4.0.
Pengembangan industri otomotif di Indonesia antara lain adalah mengarah ke mobil listrik.
Airlangga mengatakan, pada 2025 ditargetkan sebesar 20% produksi mobil adalah berjenis low carbon emission vehicle (LCEV). Mobil jenis LCEV merupakan program yang salah satunya menaungi mobil listrik.
Di samping itu, lanjut Airlangga, industri otomotif di Indonesia juga sudah siap mengimplementasikan program B20 yakni biodiesel dengan komposisi bauran 20% minyak sawit.
(ray/ray) Next Article Menperin: LCGC Hybrid Meluncur Tahun Ini
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, mengungkapkan produksi mobil pada semester I-2018 hanya 636.000 unit. Sementara kapasitas terpasang pabrik mobil mencapai 2,3 juta unit.
Yohannes Nangoi mengatakan hal itu saat memberi sambutan pada pembukaan Gaikindo International Indonesia Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD, Tangerang Selatan. Acara ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan sejumlah pengusaha otomotif.
Pengembangan industri otomotif di Indonesia antara lain adalah mengarah ke mobil listrik.
Airlangga mengatakan, pada 2025 ditargetkan sebesar 20% produksi mobil adalah berjenis low carbon emission vehicle (LCEV). Mobil jenis LCEV merupakan program yang salah satunya menaungi mobil listrik.
Di samping itu, lanjut Airlangga, industri otomotif di Indonesia juga sudah siap mengimplementasikan program B20 yakni biodiesel dengan komposisi bauran 20% minyak sawit.
(ray/ray) Next Article Menperin: LCGC Hybrid Meluncur Tahun Ini
Most Popular