
Lewat Perikanan, Jepang Bantu Memakmurkan Pulau Terluar RI
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
01 August 2018 10:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) mengucurkan dana hibah mencapai 2,5 miliar yen atau sekitar Rp 324 miliar untuk mengembangkan sektor perikanan di pulau-pulau terluar RI.
Hibah yang diserahkan melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan RI akan digunakan untuk membangun 6 Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di wilayah-wilayah terluar RI, meliputi pulau Sabang (Aceh), pulau Natuna (Riau), pulau Morotai (Maluku Utara), pulau Saumlaki dan Moa (Maluku) serta Biak (Papua).
Adapun JICA menetapkan implementasi pelaksanaannya 38 bulan sejak penandatanganan perjanjian hibah, Selasa (31/7/2018) kemarin.
Kepala Perwakilan JICA di Indonesia Shinichi Yamanata mengatakan dukungan dana sebesar 2,5 miliar yen ini akan dipergunakan untuk membangun fasilitas pelabuhan perikanan dan pasar ikan bagi nelayan di keenam lokasi tadi.
"Dermaga ini akan didukung oleh fasilitas cold storage untuk penyimpanan hasil tangkapan nelayan dan fasilitas pembuatan es. Harapannya ini akan meningkatkan kualitas tangkapan nelayan lokal serta akses distribusi mereka. Saya berharap baik pembangunan maupun pengadaan fasilitasnya akan terlaksana lancar dengan inisiatif kuat dari KKP," kata Shinichi dalam sambutannya di Gedung Mina Bahari I, KKP, Selasa (31/7/2018).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo mengatakan dana hibah ini merupakan fase pertama dari total dana hibah JICA kepada KKP yang mencapai 6 miliar yen.
Adapun rincian hibahnya sebagai berikut:
1. SPKT Sabang senilai 1,2 juta yen, meliputi: pemecah gelombang (breakwater), unit pengolahan ikan (UPI)/integrated cold storage (ICS), jalan akses, tuna processing, instalasi pengolahan air limbah (PAL), tempat pelelangan ikan dan pendaratan kapal, ice flake machine (IFM) kapasitas 10 ton, pasar ikan, balai nelayan dan sentra kuliner.
2. SPKT Natuna senilai 983 ribu yen, digunakan untuk reklamasi, pembangunan jalan, drainase, trotoar, dermaga, balai nelayan, sentra kuliner, dan fasilitas reverse osmosis untuk mengubah air payau menjadi air tawar.
3. SPKT Morotai senilai 707 juta yen, meliputi: instalasi PAL, rumah, kios dan balai nelayan, sentra kuliner, kantor pelabuhan, ice flake machinekapasitas 10 ton, ICS atau unit pengolahan ikan (UPI) kapasitas 100 ton dan pasar ikan.
4. SPKT Saumlaki senilai 692 juta yen, digunakan untuk jalan akses ke pusat pelabuhan ikan, tempat pelelangan ikan (TPI), stasiun pengisian solar/solar pack dealer nelayan (SPDN), ice flake machine, bengkel dan balai nelayan, ICS/unit pengolahan ikan (UPI) kapasitas 500 ton dan pasar ikan.
5. SPKT Moa senilai 424 juta yen, digunakan untuk pembangunan jetty, instalasi PAL, solar pack dealer nelayan (SPDN), jalan akses, tempat pelelangan ikan (TPI), unit pengolahan ikan (UPI) kapasitas 10 ton, kios nelayan, ice flake machine, pasar ikan dan sentra kuliner.
6. SPKT Biak senilai 260,9 juta yen, digunakan untuk ICS/unit pengolahan ikan (UPI) kapasitas 200 ton, ice flake machine kapasitas 1,5 ton, kios logistik, pasar ikan, dan sentra kuliner.
(ray) Next Article Ini 6 Sentra Perikanan yang Terima Total Rp 324 M dari Jepang
Hibah yang diserahkan melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan RI akan digunakan untuk membangun 6 Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di wilayah-wilayah terluar RI, meliputi pulau Sabang (Aceh), pulau Natuna (Riau), pulau Morotai (Maluku Utara), pulau Saumlaki dan Moa (Maluku) serta Biak (Papua).
Adapun JICA menetapkan implementasi pelaksanaannya 38 bulan sejak penandatanganan perjanjian hibah, Selasa (31/7/2018) kemarin.
"Dermaga ini akan didukung oleh fasilitas cold storage untuk penyimpanan hasil tangkapan nelayan dan fasilitas pembuatan es. Harapannya ini akan meningkatkan kualitas tangkapan nelayan lokal serta akses distribusi mereka. Saya berharap baik pembangunan maupun pengadaan fasilitasnya akan terlaksana lancar dengan inisiatif kuat dari KKP," kata Shinichi dalam sambutannya di Gedung Mina Bahari I, KKP, Selasa (31/7/2018).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo mengatakan dana hibah ini merupakan fase pertama dari total dana hibah JICA kepada KKP yang mencapai 6 miliar yen.
Adapun rincian hibahnya sebagai berikut:
1. SPKT Sabang senilai 1,2 juta yen, meliputi: pemecah gelombang (breakwater), unit pengolahan ikan (UPI)/integrated cold storage (ICS), jalan akses, tuna processing, instalasi pengolahan air limbah (PAL), tempat pelelangan ikan dan pendaratan kapal, ice flake machine (IFM) kapasitas 10 ton, pasar ikan, balai nelayan dan sentra kuliner.
2. SPKT Natuna senilai 983 ribu yen, digunakan untuk reklamasi, pembangunan jalan, drainase, trotoar, dermaga, balai nelayan, sentra kuliner, dan fasilitas reverse osmosis untuk mengubah air payau menjadi air tawar.
3. SPKT Morotai senilai 707 juta yen, meliputi: instalasi PAL, rumah, kios dan balai nelayan, sentra kuliner, kantor pelabuhan, ice flake machinekapasitas 10 ton, ICS atau unit pengolahan ikan (UPI) kapasitas 100 ton dan pasar ikan.
4. SPKT Saumlaki senilai 692 juta yen, digunakan untuk jalan akses ke pusat pelabuhan ikan, tempat pelelangan ikan (TPI), stasiun pengisian solar/solar pack dealer nelayan (SPDN), ice flake machine, bengkel dan balai nelayan, ICS/unit pengolahan ikan (UPI) kapasitas 500 ton dan pasar ikan.
5. SPKT Moa senilai 424 juta yen, digunakan untuk pembangunan jetty, instalasi PAL, solar pack dealer nelayan (SPDN), jalan akses, tempat pelelangan ikan (TPI), unit pengolahan ikan (UPI) kapasitas 10 ton, kios nelayan, ice flake machine, pasar ikan dan sentra kuliner.
6. SPKT Biak senilai 260,9 juta yen, digunakan untuk ICS/unit pengolahan ikan (UPI) kapasitas 200 ton, ice flake machine kapasitas 1,5 ton, kios logistik, pasar ikan, dan sentra kuliner.
(ray) Next Article Ini 6 Sentra Perikanan yang Terima Total Rp 324 M dari Jepang
Most Popular