Internasional
Perang Dagang: Pelabuhan AS Kehilangan Bisnis & PHK Karyawan
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
30 July 2018 11:44

Daco memperhitungkan jika AS menerapkan tarif 10% terhadap produk impor China senilai $400 miliar, kemudian China membalasnya dengan tarif 25% terhadap semua produk impor AS, maka perekonomian AS akan kehilangan sekitar 0,7% dari pertumbuhan PDB.
Sementara itu, pertumbuhan global bisa berkurang 0,5%. Di tahun 2020, pelemahan PDB secara kumulatif akan mencapai 1% di AS, memangkas 700.000 mata pencahariaan di AS dan dua kali lipat dari itu di China, kata Daco dalam catatan risetnya.
"Penguatan ekonomi saat ini di AS bisa jadi tidak lebih dari sebuah fatamorgana, dan peningkatan tensi perdagangan dapat muncul tepat di saat momentum global melambat," katanya.
Prospek tersebut dan ketidakpastian tentang tindakan Trump selanjutnya mungkin sudah memberi efek dingin bagi bisnis-bisnis yang terlibat dalam perdagangan dengan China.
Dimulai dengan masyarakat yang mengoperasikan pelabuhan-pelabuhan negara.
"Anggota kami berencana berinvestasi $155 miliar dalam lima tahun ke depan di infrastruktur, sehingga pelabuhan-pelabuhan bisa lebih mengakomodasi kepentingan perdagangan," kata Nagle. "Namun, kini kami khawatir melakukan investasi semacam itu di tengah lingkungan perdagangan yang tidak stabil. Ada banyak ketidakpastian."
Ketidakpastian itu kemungkinan akan berkepanjangan. Pasalnya, pekan lalu Trump melakukan tindakan yang nampak seperti gencatan senjata dalam perang dagang antara pemerintahannya dengan Uni Eropa (UE) setelah kedua belah pihak memperhalus sikap mereka dan sepakat untuk mengupayakan tarif yang lebih rendah.
Namun, beberapa analis menunjukkan skeptimisme bahwa kesepakatan dengan China akan segera dilakukan.
"Meski itu [kesepakatan] berhasil dengan UE, China sudah mencoba taktik lebih halus yang sama dan ditolak," kata Paul Ashworth, Kepala Ekonom di Capital Economics. "Kemungkinan [China] tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya."
(roy/roy)
Sementara itu, pertumbuhan global bisa berkurang 0,5%. Di tahun 2020, pelemahan PDB secara kumulatif akan mencapai 1% di AS, memangkas 700.000 mata pencahariaan di AS dan dua kali lipat dari itu di China, kata Daco dalam catatan risetnya.
"Penguatan ekonomi saat ini di AS bisa jadi tidak lebih dari sebuah fatamorgana, dan peningkatan tensi perdagangan dapat muncul tepat di saat momentum global melambat," katanya.
Dimulai dengan masyarakat yang mengoperasikan pelabuhan-pelabuhan negara.
"Anggota kami berencana berinvestasi $155 miliar dalam lima tahun ke depan di infrastruktur, sehingga pelabuhan-pelabuhan bisa lebih mengakomodasi kepentingan perdagangan," kata Nagle. "Namun, kini kami khawatir melakukan investasi semacam itu di tengah lingkungan perdagangan yang tidak stabil. Ada banyak ketidakpastian."
Ketidakpastian itu kemungkinan akan berkepanjangan. Pasalnya, pekan lalu Trump melakukan tindakan yang nampak seperti gencatan senjata dalam perang dagang antara pemerintahannya dengan Uni Eropa (UE) setelah kedua belah pihak memperhalus sikap mereka dan sepakat untuk mengupayakan tarif yang lebih rendah.
Namun, beberapa analis menunjukkan skeptimisme bahwa kesepakatan dengan China akan segera dilakukan.
"Meski itu [kesepakatan] berhasil dengan UE, China sudah mencoba taktik lebih halus yang sama dan ditolak," kata Paul Ashworth, Kepala Ekonom di Capital Economics. "Kemungkinan [China] tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya."
![]() |
![]() |
(roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular