Internasional

Perang Dagang, BMW Naikkan Harga Mobilnya di China

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
29 July 2018 17:55
Produsen mobil asal Jerman BMW bakal menaikkan harga dua kendaraan sport crossover di China.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen mobil asal Jerman BMW bakal menaikkan harga dua kendaraan sport crossover di China. Hal ini untuk mengatasi biaya tambahan tarif atas impor mobil AS ke pasar mobil terbesar dunia.

Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters seperti dikutip Minggu (29/7/2018), BMW mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan harga model X5 dan X6 SUV sebesar 4% hingga 7%.

Hal ini menunjukkan BMW menyerap banyak biaya produksi yang lebih tinggi dan membawanya ke China dari pabriknya di South Carolina. Ini tentunya menggarisbawahi persaingan sengit di antara merek mobil mewah di China.

Langkah BMW dilakukan setelah China memberlakukan tarif baru awal bulan ini sekitar US$ 34 miliar (Rp 490 triliun) impor AS, dari kacang kedelai dan mobil ke lobster, sebagai bagian dari perang dagang.

Tahun ini Beijing memotong tarif pada semua mobil yang diimpor ke China, dan membanting lagi 25% retribusi atas mobil buatan AS pada 6 Juli lalu. Akibatnya, China kini mengenakan bea masuk 40% untuk semua mobil yang diimpor dari Amerika Serikat.

"BMW berdiri bebas (perdagangan) tetapi tidak dapat berdiri diam tanpa mengambil tindakan untuk menanggapi perubahan pasar," kata juru bicara BMW kepada Reuters.

BMW mengimpor X4, X5 dan X6 crossover SUV dari Amerika Serikat untuk dijual di China di mana permintaan untuk SUV telah booming di negeri tirai bambu itu. Tahun lalu, pabrikan asal Jerman itu mengirim lebih dari 100.000 kendaraan dari Amerika Serikat ke China.

Kendati demikian, perusahaan itu tidak membuat referensi untuk harga model X4 nya. Keputusan BMW untuk menyerap banyak dampak dari tarif yang lebih tinggi menggemakan langkah sebelumnya oleh produsen mobil AS Ford Motor Co (F.N), yang mengatakan tidak akan menaikkan harga untuk saat ini dalam upaya untuk mempertahankan momentum bisnisnya.

Penyedia mobil yang berbasis di China mengatakan kepada Reuters bahwa pesaing Jerman, Mercedes Benz, yang dioperasikan oleh Daimler AG (DAIGn.DE), cukup menaikan harga pada pertengahan Juli dari tipe GLE yakni sebuah mobil sporty SUV diproduksi di negara bagian Alabama, di China.

Chief executive Daimler, Dieter Zetsche, mengatakan pada Kamis lalu bahwa pembuat mobil sedang mencari cara untuk mengurangi dampak perang dagang. Ini mencakup tinjauan apakah akan mengalihkan sebagian produksi AS ke China.

Daimler juga mengatakan pekan lalu bahwa laba sebelum pajak 2018 akan turun dari tahun lalu karena tarif impor baru China akan merugikan penjualan SUV Mercedes-Benz.




(dru) Next Article Ekonomi Melambat, Penjualan BMW Indonesia di 2018 Naik Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular