RI Juga Bisa Tiru Thailand Soal Pariwisatanya

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 July 2018 16:55
Pengembangan sektor pariwisata menjadi prioritas pemerintah dalam jangka pendek untuk mengalirkan devisa ke dalam negeri.
Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun
Jakarta, CNBC indonesia - Pengembangan sektor pariwisata menjadi prioritas pemerintah dalam jangka pendek untuk mengalirkan devisa ke dalam negeri. Hal ini, adalah upaya pemerintah mengurangi tekanan pada nilai tukar rupiah.

Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak memungkiri, pariwisata Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara lain, jika mengukur dari banyaknya jumlah turis yang melancong ke negara-negara ASEAN dibandingkan Indonesia.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, pengembangan sektor pariwisata Indonesia bisa mencontoh apa yang dilakukan pemerintah Thailand. Sektor pariwisata di negara tersebut, bahkan mampu membiaya transaksi berjalan.

"Thailand itu hanya mengandalkan pariwisata saja, Current Account bisa surplus. Karakter kita memang sama seperti India dan Filipina, tapi Thailand bisa jadi contoh," kata Josua kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/7/2018).

Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan kerap menyinggung jumlah wisatawan Indonesia yang kalah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia maupun Thailand. Padahal potensi pariwisata Indonesia disebut cukup besar.

Ketika Indonesia mulai membutuhkan devisa dalam jumlah besar, pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) pun kembali berembuk untuk mencari cara bagaimana mengembangkan sektor pariwisata dalam negeri.

Menurut Josua, momentum pagelaran pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) - Bank Dunia (World Bank) Oktober 2018 mendatang bisa menjadi momentum untuk memperkenalkan sejumlah destinasi wisata potensial di Indonesia.

"Ini momentum yang harus didorong untuk menarik aliran devisa. Pertemuan IMF - World Bank harus dijadikan kesempatan oleh pemerintah," katanya.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara pun tak memungkiri, defisit transaksi berjalan pada tahun ini diperkirakan di atas US$ 25 miliar, atau jauh lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 17,3 miliar.

Indonesia, pun memerlukan car lain untuk menambal kekurangan pasokan devisa dari perdagangan. Pengembangan destinasi wisata akhirnya menjadi solusi jitu untuk meningkatkan ketersediaan devisa di dalam negeri.

"Kita sekarang turis 14 juta tahun lalu, Thailand 30 juta," kata Mirza di kompleks BI.



(dru) Next Article Pak Jokowi, Pariwisata RI Juga Semakin Gak Beres Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular