RI Bertarung Rebutan Dolar AS, Sama Siapa?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 July 2018 15:02
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyebut, Indonesia tengah bertarung memperebutkan aliran dana asing dengan sejumlah negara di tengah pengetatan likuiditas.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, Indonesia tengah bertarung memperebutkan aliran dana asing dengan sejumlah negara di tengah pengetatan likuiditas.

Lantas, dengan siapa saja Indonesia bertarung memperebutkan aliran modal yang bertebaran di pasar keuangan global?

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, tak memungkiri ada beberapa negara yang saat ini bisa dikatakan bersaing dengan Indonesia untuk memperebutkan dana asing. Negara tersebut, adalah India dan Filipina.

"Karena fundamental kita hampir mirip dengan kedua negara itu. Filipina dan India itu satu level sama kita," kata David, saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Jumat (27/7/2018).

Meskipun kondisi Indonesia sama seperti India maupun Filipina, namun bukan tugas mudah untuk menarik aliran modal asing. Sebab, semua negara saat ini berlomba-lomba untuk menarik arus portofolio.

"Ukurannya itu melihat defisit transaksi berjalan yang harus dibiayai sekitar 20% dari aliran portofolio asing. Kondisi kita memang berbeda dengan Malaysia, Thailand yang tidak terlalu butuh suplai," katanya.

"Tetapi, ada negara-negara seperti Turki, Afrika Selatan, atau negara-negara di kawasan Amerika Selatan seperti Argentina dan Meksiko yang juga butuh aliran modal meskipun levelnya di bawah Indonesia,"

Seperti diketahui, seretnya aliran modal asing di Indonesia di tengah mengetatnya likuiditas global harus dibayar mahal, dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Kondisi tersebut, semakin diperparah dengan lonjakan impor yang menyedot devisa. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah menyiapkan berbagai langkah untuk menjaga nilai tukar rupiah.

Mulai dari meningkatkan kinerja ekspor, mengembangkan sektor pariwisata, sampai dengan mengajak kalangan pengusaha kelas kakap memulangkan devisanya ke Indonesia.
(wed/wed) Next Article Jika Kurs Tembus Rp 15.000/US$, Industri ini Bakal Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular