
Jokowi Sulit Andalkan Otomotif untuk Tingkatkan Ekspor
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
27 July 2018 14:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Peningkatan ekspor dengan mengandalkan industri otomotif dinilai masih sulit dilakukan.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Seluruh Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto, mengatakan industri otomotif di Indonesia memiliki selera yang berbeda dibandingkan dengan pasar global.
Artinya, basis produksi pabrik-pabrik mobil di Tanah Air belum dapat memenuhi permintaan pasar ekspor.
"Produk otomotif kita yang untuk ekspor, jenisnya terbatas. Di Indonesia hanya basis produksi untuk MPV [multi-purpose vehicle] dan sedikit SUV [sport-utility vehicle], sedangkan pasar ekspor terbesar masih tipe sedan dan SUV," jelas Jongkie kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/7/2018).
Hal serupa disampaikan Direktur Administration & Corporate Planning PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam. Menurut Bob, ekspor harus didukung pasar domestik yang kuat, sementara pasar dalam negeri saat ini masih didominasi tipe mobil kecil (small cars).
"[Dengan harga minyak yang merangkak naik] konsumen di luar negeri lebih memilih sedan. Sementara small car tergantung negaranya," ujar Bob.
Pekerjaan rumah lainnya yang harus dibereskan pemerintah juga mencakup sektor hulu hingga hilir otomotif. Bob menyebutkan setidaknya empat hal yang menjadi tantangan untuk menggenjot ekspor.
"Meningkatkan daya saing logistik (sudah ongoing), sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini produktifitas buruh vs kenaikan upah, efisiensi di sektor energi, serta pasokan [bahan baku] yang kompetitif. Industi juga tidak bisa bergerak sendiri-sendiri," jelasnya.
(ray/ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Seluruh Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto, mengatakan industri otomotif di Indonesia memiliki selera yang berbeda dibandingkan dengan pasar global.
Artinya, basis produksi pabrik-pabrik mobil di Tanah Air belum dapat memenuhi permintaan pasar ekspor.
Hal serupa disampaikan Direktur Administration & Corporate Planning PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam. Menurut Bob, ekspor harus didukung pasar domestik yang kuat, sementara pasar dalam negeri saat ini masih didominasi tipe mobil kecil (small cars).
"[Dengan harga minyak yang merangkak naik] konsumen di luar negeri lebih memilih sedan. Sementara small car tergantung negaranya," ujar Bob.
Pekerjaan rumah lainnya yang harus dibereskan pemerintah juga mencakup sektor hulu hingga hilir otomotif. Bob menyebutkan setidaknya empat hal yang menjadi tantangan untuk menggenjot ekspor.
"Meningkatkan daya saing logistik (sudah ongoing), sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini produktifitas buruh vs kenaikan upah, efisiensi di sektor energi, serta pasokan [bahan baku] yang kompetitif. Industi juga tidak bisa bergerak sendiri-sendiri," jelasnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo meminta agar pengusaha dalam negeri meningkatkan ekspor sehingga neraca perdagangan Indonesia dapat mencetak surplus. Positifnya kinerja perdagangan RI akan berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah.
(ray/ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Most Popular