Pemesanan Barang Modal AS Melambung, Dolar AS Menguat

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
26 July 2018 20:54
Pemesanan baru untuk barang modal AS meningkat lebih dari yang diekspektasikan pada bulan Juni 2018. Data pengiriman juga tercatat kompak menguat.
Foto: REUTERS/Joshua Roberts
Jakarta, CNBC IndonesiaPemesanan baru untuk barang modal Amerika Serikat (AS) meningkat lebih dari yang diekspektasikan pada bulan Juni 2018. Data pengiriman juga tercatat kompak menguat. Hal ini mengindikasikan pertumbuhan pengeluaran peralatan bisnis/usaha yang solid di Negeri Paman Sam, pada kuartal II-2018.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pada malam ini bahwa pemesanan untuk barang modal non-sektor pertahanan, dan mengeluarkan komoditas pesawat terbang, meningkat sebesar 0,6% pada bulan Juni 2018, secara bulanan (month-to-month/MtM). Sedangkan, secara tahunan (year-on-year/YoY), terjadi pertumbuhan sebesar 6,8%.

Sebagai informasi, indikator ini umumnya disebut pemesanan barang modal inti, dan digunakan untuk mengukur rencana pengeluaran dunia usaha. Sebagai informasi, capaian bulan lalu tersebut mampu mengungguli konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 0,4% MtM.

Sebagai tambahan, data bulan Mei 2018 juga direvisi lebih tinggi ke angka 0,7% MtM, dari pembacaan sebelumnya sebesar 0,3% MtM.

Sementara itu, data pengiriman barang modal inti melonjak 1% MtM pada bulan lalu, setelah pada bulan Mei 2018 tercatat sebesar 0,2% MtM. Pengiriman barang modal inti umumnya digunakan untuk mengkalkulasi pengeluaran peralatan perusahaan di Produk Domestik Bruto (PDB) AS.

Pengeluaran perusahaan untuk peralatan sudah meningkat sejak kuartal IV-2016. Dengan peningkatan bulan lalu, pelaku pasar lantas mengekspektasikan hal ini dapat menyuntikkan energi positif bagi pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2018, bersamaan dengan pengeluaran konsumen dan ekspor yang kuat.

Berdasarkan survei yang dilakukan Reuters, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan sebesar 4,1% YoY pada periode April-Juni 2018. Pertumbuhan itu jauh melampaui capaian di kuartal I-2018 sebesar 2% YoY. Pemerintah AS akan mengumumkan pembacaan pertama pertumbuhan ekonomi AS di kuartal lalu pada hari Jumat (27/07/2017) waktu setempat.

Pemesanan Barang Modal AS Melambung, Dolar AS MenguatFoto: Raditya Hanung


Pengeluaran peralatan perusahaan disokong oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang mengeluarkan paket pemangkasan pajak pendapatan sebesar US$1,5 triliun, yang berlaku sejak Januari 2018. Namun, ada kekhawatiran bahwa tensi perang dagang antara AS dan mitra dagang utamanya,sempat menimbulkan kekhawatiran tersendiri di kalangan investor.

Dengan melihat pergerakan ekonomi AS yang masih positif, dampak bara perang dagang nampaknya masih minimum, setidaknya untuk saat ini. Potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali oleh The Federal Reserve/The Fed pun masih terbuka lebar.

Hal ini lantas menjadi angin segar bagi pergerakan dolar AS malam ini. Sebagai catatan, Dollar Index, yang mengukur posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, menguat sebesar 0,05% pasca data pemesanan barang modal inti diumumkan. Padahal sebelumnya, indeks ini masih terkoreksi sebesar 0,06%.

Data Klaim Pengangguran AS Naik dari Titik Terendah Dalam 48,5 Tahun

Dari data lainnya, jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat 9.000 orang ke 217.000 pada pekan lalu, seperti dilaporkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah itu lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 215.000.

Jumlah di pekan lalu juga naik dari capaian periode sebelumnya sebesar 208.000, yang merupakan pembacaan terendah sejak Desember 1969. Data klaim pengangguran di negeri adidaya memang cenderung masih bergejolak, didorong oleh perusahaan kendaraan bermotor yang menutup pabriknya untuk pemasangan alat baru (retooling).

Pelaku pasar nampaknya masih memandang pasar tenaga kerja AS masih cukup solid. Pembukaan lapangan kerja rata-rata di AS mencapai 215.000 per bulan, pada semester I-2018 ini.    

(RHG/wed) Next Article Indonesia Business and Economic Report

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular