Jokowi: Benahi Etos Kerja, Jangan Kalah dari Laos dan Kamboja
Arys Aditya, CNBC Indonesia
16 July 2018 10:35
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada para pemuda untuk memperbaiki etos kerja dan disiplin agar tidak tertinggal dalam persaingan global.
Dalam kuliah umum di hadapan peserta Akademi Bela Negara Partai Nasdem, Senin (16/7/2018), Presiden menyebut Indonesia sudah jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia di kawasan.
"Jangan sampai kita ditinggalkan oleh Laos dan Kamboja. Saya ingin ingatkan untuk bersama dengan semangat dan militansi tinggi membangun negara ini," ungkapnya.
"Kita ingin yang tadi sudah meninggalkan kita, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, bisa kita nantinya dengan semangat yang tadi saya sampaikan bisa kita lampaui semuanya dan kita berada di depan."
Untuk itu, Kepala Negara mengatakan salah satu syarat untuk mengejar ketertinggalan adalah memperbaiki disiplin nasional, selain produktivitas, etos dan elan kerja.
"Disiplin nasional harus kita perbaiki. Ngomong jam 9 tet mulai ya mulai. Jangan mundur 2 jam, 3 jam. Enggak disiplin itu namanya. Inilah kekuatan yang akan muncul apabila potensi kekuatan yang ada betul-betul bisa kita angkat."
Dia menyatakan arah dan tujuan pembangunan telah terlihat secara jelas. Maka, Presiden meminta kepada generasi muda untuk mengatasi setiap tantangan dan rintangan sehingga mimpi Indonesia untuk menjadi kekuatan keempat terbesar di dunia pada 2045 bisa tercapai.
"Tantangannya juga besar. Pasti kita akan menghadapi tantangan besar. Jadi tidak boleh kita ini takut menghadapi tantanga, ragu menghadapi tantangan. Apalagi anak muda," ujarnya.
"Dari luar, ada perang dagang bisa menjadi ancaman kita. Perang dagang Amerika Serikat dan China, revolusi industri 4.0, artificial intelligence, big data dan lainnya."
(dru) Next Article Ke Jabar, Jokowi Resmikan Lembaga Keuangan Nelayan
Dalam kuliah umum di hadapan peserta Akademi Bela Negara Partai Nasdem, Senin (16/7/2018), Presiden menyebut Indonesia sudah jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia di kawasan.
"Jangan sampai kita ditinggalkan oleh Laos dan Kamboja. Saya ingin ingatkan untuk bersama dengan semangat dan militansi tinggi membangun negara ini," ungkapnya.
Untuk itu, Kepala Negara mengatakan salah satu syarat untuk mengejar ketertinggalan adalah memperbaiki disiplin nasional, selain produktivitas, etos dan elan kerja.
"Disiplin nasional harus kita perbaiki. Ngomong jam 9 tet mulai ya mulai. Jangan mundur 2 jam, 3 jam. Enggak disiplin itu namanya. Inilah kekuatan yang akan muncul apabila potensi kekuatan yang ada betul-betul bisa kita angkat."
Dia menyatakan arah dan tujuan pembangunan telah terlihat secara jelas. Maka, Presiden meminta kepada generasi muda untuk mengatasi setiap tantangan dan rintangan sehingga mimpi Indonesia untuk menjadi kekuatan keempat terbesar di dunia pada 2045 bisa tercapai.
"Tantangannya juga besar. Pasti kita akan menghadapi tantangan besar. Jadi tidak boleh kita ini takut menghadapi tantanga, ragu menghadapi tantangan. Apalagi anak muda," ujarnya.
"Dari luar, ada perang dagang bisa menjadi ancaman kita. Perang dagang Amerika Serikat dan China, revolusi industri 4.0, artificial intelligence, big data dan lainnya."
(dru) Next Article Ke Jabar, Jokowi Resmikan Lembaga Keuangan Nelayan
Most Popular