Piala Dunia 2018
Caviar Hingga Lidah Sapi, Kuliner Khas Rusia di Piala Dunia
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
12 July 2018 20:28

Volgograd, CNBC Indonesia - Banyak penggemar sepak bola yang tidak tahu kuliner atau santapan apa saja yang khas Rusia sebelum Piala Dunia, tetapi mereka sudah menyelipkan gastronomi lokal. Mereka mencoba segalanya, mulai dari caviar mewah sampai makanan sehari-hari seperti lidah sapi.
Makanan Rusia seringkali dianggap hambar dan berat. Tentu saja banyak sajian yang nampaknya dibuat untuk membantu orang-orang melewati musim dingin ketimbang memuaskan indra pengecap mereka.
Namun, warga negara Mesir bernama Ahmed Morsy, 28 tahun, merasakan sajian Rusia baru setiap hari. Pangsit pelmeni berisi daging dan Beef stroganoff masuk ke dalam daftar makanan kesukaannya.
"Jujur, saya menyukainya. Itu lebih enak daripada prediksi. Saya tidak suka makanan pedas, jadi bagi saya itu sempurna," kata Morsy sembari membaca dengan seksama menu restoran di sebelah selatan kota Volgograd.
"Seluruh negeri ini sudah melampaui ekspektasi saya. Saya belum pernah ke Rusia sebelumnya, saya pikir orang-orang di sini galak dan negaranya tidak terlalu teratur," katanya.
Tentu saja, sebagian besar penggemar terkesan dengan warga Rusia, beberapa tinggal di kota terpencil dan industri di mana jarang dihampiri wisatawan, yang bersedia mengulurkan tangan untuk membantu, menghilangkan prakonsepsi dan menyebarkan suasana bersemangat.
"Saya pikir makanan Rusia akan aneh. Saya belum merasa itu aneh, tetapi saya lebih memilih barbecue Uzbek dan Azerbaijani," kata kawan Morsy yang bernama Mamdooh El Eleila, 29 tahun. Dia memesan ayam Kiev, fillet daging ayam yang digoreng atau dipanggang.
Tentu saja, makanan dari negara-negara terdekat, khususnya hidangan Georgia yang lebih pedas, cukup populer di kalangan penggemar yang mencari sentuhan rasa pedas di piringnya. Bar Caviar dan cocktail vodka juga dipuji-puji.
Namun, sejumlah penggemar dari negara-negara seperti India dan Meksiko, yang terkenal dengan sajian pedas lezatnya, tidak terkesan.
"Rasa di sini cukup asin, dan tentu saja kami rindu cabe," kata Ricardo Garcia, 32 tahun, seorang programmer yang mengenakan seragam sepakbola Meksiko berwarna hijau.
"Kami membawa saus pedas dari Meksiko, tapi tertinggal di hotel yang terakhir dan sekarang sekarang kami sedikit menderita. Kami menemukan beberapa saus tomat dengan cabe di supermarket dan sedikit membantu, tapi rasanya tidak sama."
Meskipun begitu, kawannya yang bernama Heriberto Gonzales lebih bersemangat.
"Ada beberapa sup yang bisa dihidangkan ibu-ibu Meksiko! Borscht, contohnya, karena mereka menggunakan kentang dengan cara yang mirip. Tentu saja, ada sedikit rasa pahit Rusia di situ," kata Gonzales, 37 tahun, yang bekerja di bidang pemasaran.
"Namun, jika saya menginginkan makanan Meksiko, saya seharusnya tetap di Meksiko!"
Sementara itu beberapa penggemar menemukan perlindungan sementara dengan makanan mereka sendiri. Misalnya saja mahasiswa fisika asal Mesir bernama Ahmed Nasr yang mengantre untuk shawarma.
Namun dia berkata pelayan dan koki lokal juga mendesaknya, dengan Google Translate, untuk mencoba makanan lokal seperti daging kambing dan soba Rusia.
"Saya ada di buffet dan stafnya mendukung saya untuk mencoba makanan Rusia. Saya menyukainya. Saya bahkan tidak tau mau makan apa di Rusia," kata Nasr, 31 tahun, yang tinggal di Kanada.
"Di Kanada kami punya makanan China, India, Timur Tengah, tetapi saya tidak pernah melihat makanan Rusia. Mungkin saya akan mencari restoran Rusia, semoga bisa menemukannya!" katanya sambil tertawa, seraya menambahkan rencananya untuk kembali ke Rusia sebagai wisatawan.
(hps/hps) Next Article Provinsi RI Ini Jadi Tuan Rumah Piala Dunia FIFA U-20
Makanan Rusia seringkali dianggap hambar dan berat. Tentu saja banyak sajian yang nampaknya dibuat untuk membantu orang-orang melewati musim dingin ketimbang memuaskan indra pengecap mereka.
Namun, warga negara Mesir bernama Ahmed Morsy, 28 tahun, merasakan sajian Rusia baru setiap hari. Pangsit pelmeni berisi daging dan Beef stroganoff masuk ke dalam daftar makanan kesukaannya.
"Seluruh negeri ini sudah melampaui ekspektasi saya. Saya belum pernah ke Rusia sebelumnya, saya pikir orang-orang di sini galak dan negaranya tidak terlalu teratur," katanya.
Tentu saja, sebagian besar penggemar terkesan dengan warga Rusia, beberapa tinggal di kota terpencil dan industri di mana jarang dihampiri wisatawan, yang bersedia mengulurkan tangan untuk membantu, menghilangkan prakonsepsi dan menyebarkan suasana bersemangat.
"Saya pikir makanan Rusia akan aneh. Saya belum merasa itu aneh, tetapi saya lebih memilih barbecue Uzbek dan Azerbaijani," kata kawan Morsy yang bernama Mamdooh El Eleila, 29 tahun. Dia memesan ayam Kiev, fillet daging ayam yang digoreng atau dipanggang.
Tentu saja, makanan dari negara-negara terdekat, khususnya hidangan Georgia yang lebih pedas, cukup populer di kalangan penggemar yang mencari sentuhan rasa pedas di piringnya. Bar Caviar dan cocktail vodka juga dipuji-puji.
"Kami rindu cabe!"
Namun, sejumlah penggemar dari negara-negara seperti India dan Meksiko, yang terkenal dengan sajian pedas lezatnya, tidak terkesan.
"Rasa di sini cukup asin, dan tentu saja kami rindu cabe," kata Ricardo Garcia, 32 tahun, seorang programmer yang mengenakan seragam sepakbola Meksiko berwarna hijau.
"Kami membawa saus pedas dari Meksiko, tapi tertinggal di hotel yang terakhir dan sekarang sekarang kami sedikit menderita. Kami menemukan beberapa saus tomat dengan cabe di supermarket dan sedikit membantu, tapi rasanya tidak sama."
Meskipun begitu, kawannya yang bernama Heriberto Gonzales lebih bersemangat.
"Ada beberapa sup yang bisa dihidangkan ibu-ibu Meksiko! Borscht, contohnya, karena mereka menggunakan kentang dengan cara yang mirip. Tentu saja, ada sedikit rasa pahit Rusia di situ," kata Gonzales, 37 tahun, yang bekerja di bidang pemasaran.
"Namun, jika saya menginginkan makanan Meksiko, saya seharusnya tetap di Meksiko!"
Sementara itu beberapa penggemar menemukan perlindungan sementara dengan makanan mereka sendiri. Misalnya saja mahasiswa fisika asal Mesir bernama Ahmed Nasr yang mengantre untuk shawarma.
Namun dia berkata pelayan dan koki lokal juga mendesaknya, dengan Google Translate, untuk mencoba makanan lokal seperti daging kambing dan soba Rusia.
"Saya ada di buffet dan stafnya mendukung saya untuk mencoba makanan Rusia. Saya menyukainya. Saya bahkan tidak tau mau makan apa di Rusia," kata Nasr, 31 tahun, yang tinggal di Kanada.
"Di Kanada kami punya makanan China, India, Timur Tengah, tetapi saya tidak pernah melihat makanan Rusia. Mungkin saya akan mencari restoran Rusia, semoga bisa menemukannya!" katanya sambil tertawa, seraya menambahkan rencananya untuk kembali ke Rusia sebagai wisatawan.
(hps/hps) Next Article Provinsi RI Ini Jadi Tuan Rumah Piala Dunia FIFA U-20
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular