Piala Dunia 2018

Perang Bintang Prancis vs Belgia dalam Angka

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 July 2018 14:57
Perang Bintang Prancis vs Belgia dalam Angka
Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Jakarta, CNBC Indonesia - Malam ini, Piala Dunia 2018 mulai mempertandingkan partai semifinal. Diawali dengan Prancis vs Belgia, disusul Inggris vs Kroasia. 

Prancis kontra Belgia sepertinya bakal menarik. Perang bintang. Dari penjaga gawang sampai ke bangku cadangan, kedua tim bisa dibilang 11-12. 

Di bawah mistar Prancis ada Hugo Lloris, kapten di tim nasional dan Tottenham Hotspur. Sementara Belgia punya Thibaut Curtouis, kiper nomor satu Chelsea yang berhasil menyingkirkan sang legenda, Petr Cech. 

Di jantung pertahanan, Prancis punya duet Samuel Umtiti-Raphael Varane. Meski di level klub mereka adalah rival (Umititi bermain di Barcelona, Varane di Real Madrid), keduanya cukup solid kala membela negara. 

Lini pertahanan Belgia agak berbeda. Jika Umtiti-Varane adalah rival di klub, duet bek Belgia yaitu Jan Vertonghen-Toby Alderweireld bermain di klub yang sama dengan Lloris, Spurs. Kekompakan mereka berlanjut di tim nasional. 

Kemudian di tengah, Prancis ada duo badak Paul Pogba-N'golo Kante. Keduanya adalah andalan di klub masing-masing, Pogba di Manchester United dan Kante di Chelsea. 

Bicara lini tengah, sebenarnya Belgia lebih sangar. Dapur permainan ini diisi oleh pemain kelas wahid, yaitu Kevin de Bruyne (Manchester City) dan Eden Hazard (Chelsea).

De Bruyne adalah raja asis Liga Primer Inggris dengan jumlah 16. Sementara Hazard adalah pencetak gol terbanyak di Chelsea dengan torehan 12. 

Sementara di lini depan, Prancis punya Antoine Griezmann (Atletico Madrid) dan Kylian Mbappe (Paris St Germain). Griezmann adalah top scorer klubnya musim lalu dengan catatan 19 gol.  

Sementara Mbappe yang usianya belum genap 20 tahun sudah menjelma menjadi pemain kunci di Paris St Germain. Musim lalu, Mbappe bermain di 44 pertandingan dengan sumbangsih 21 gol. 

Di kubu Belgia, ujung tombak lini depan diserahkan kepada Romelu Lukaku (Manchester United). Penyerang berdarah Kongo ini identik dengan gol. Dalam enam musim terakhirnya di Liga Primer Inggris, catatan gol Lukaku selalu dua digit. 

Oleh karena itu, status perang bintang layak disematkan di partai Prancis vs Belgia. Jika kedua tim memainkan sepakbola terbaik mereka, maka dijamin akan memanjakan seluruh penggemar sepakbola dunia. 

CIES Football Observatory, lembaga riset sepakbola yang berbasis di Swiss, baru merilis laporan mengenai para kontestan di Rusia 2018. Berbagai faktor dicemati oleh CIES dan hasilnya cukup menarik. 

Pertama adalah soal usia. CIES mencatat rataan usia skuat Prancis adalah 26,4 tahun. Sementara Belgia adalah 27 tahun. Tidak heran banyak kalangan menilai Prancis vs Belgia adalah duel sesama tim generasi emas. 

Usia rata-rata di tim Prancis dan Belgia bisa dibilang adalah puncak karier seorang pesepakbola. Dengan usia itu, biasanya pemain sudah punya banyak pengalaman dan bermain di kompetisi level tinggi. Tidak jarang pula pemain sudah melanglangbuana ke luar negeri. 

Kedua adalah dari sisi tinggi badan. Rata-rata pemain Prancis punya tinggi badan 180,5 cm sementara Belgia 183,8 cm. Tinggi badan merupakan salah satu faktor yang terkadang menentukan jalannya pertandingan. Jika menyambut umpan lambung, tinggi badan seorang pemain bisa menentukan kejadian selanjutnya. 

Soal duel-duel udara, Belgia sepertinya lebih superior. Lukaku lumayan jago dalam urusan sundul-menyundul yang berbuah gol. Selama kariernya di Inggris, Lukaku sudah membuat 101 gol, dan 21 di antaranya (20,79%) melalui sundulan kepala. 

Tidak hanya Lukaku, Marouane Fellaini pun lihai dalam menanduk bola. Selama kariernya di Inggris, Fellaini sudah membuat 37 gol dan 40,5% di antaranya melalui tandukan. 

Ini belum memasukkan duet jangkung di belakang, Vertonghen (189 cm) dan Alderweireld (186 cm). Oleh karena itu, Prancis patut mewaspadai Belgia jika terjadi bola-bola lambung. Belgia punya potensi untuk merepotkan. 

Ketiga adalah soal pemain yang bermain di liga non-domestik. Di Belgia, pemain yang bermain di luar negeri mencapai 92,3%. Sedangkan di skuat Prancis jumlahnya 66,7%. Angka ini menjadi penting karena bisa menentukan kematangan seorang pemain.

Saat berlaga di kompetisi luar negeri yang lebih ketat, maka level permainan otomatis akan meningkat. Apalagi (mohon maaf) liga domestik Prancis atau Belgia tidak semewah Liga Primer Inggris atau La Liga Spanyol. Dua kompetisi ini menjadi tujuan utama pemain-pemain 'asing' di Prancis dan Belgia. 

Itu adalah angka-angka yang akan mewarnai pertandingan Prancis-Belgia. Angka adalah angka, itu penting. Namun dalam sepakbola, kadang statistik bukan menjadi penentu. 

"Sejarah Piala Dunia menunjukkan kepada kita bahwa faktor non-teknis dan berbagai kejutan terkadang lebih menentukan," sebut riset CIES.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular