
Ini 8 Jurus Jokowi Hadapi Perang Dagang yang Sudah Meletus
Arys Aditya, CNBC Indonesia
09 July 2018 18:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia, dan negara-negara lain, tengah menghadapi perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Amerika Serikat dan kemudian dibalas oleh China.
Menghadapi perang dagang ini, Presiden Joko Widodo menggelar rapat khusus bersama dengan sejumlah menteri di Istana Bogor, Senin (9/7/2018).
"Pokok bahasan utamanya adalah bagaimana kita memperkuat ekonomi nasional, juga memberi ketentraman kepada industri nasional atau para pengusaha agar iklim investasi bisa dijaga," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai rapat tersebut.
Airlangga kemudian membeberkan jurus RI menghadapi ancaman perang dagang ini, yaitu:
1. Optimalisasi fiskal dengan menerapkan bea keluar, bea masuk, dan harmonisasi bea masuk, agar industri punya daya saing dan mampu melakukan ekspor.
2. Menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri di dalam negeri.
3. Memberikan insentif untuk mendorong ekspor.
4. Memberikan insentif bagi pengusaha yang ingin merelokasi pabrik, misalnya dari indutri yang sudah padat karya dari wilayah Jawa Barat ke wilayah lain semisal Jawa Tengah.
5. Memberikan insentif ke UMKM, terutama di bidang furniture misalnya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang akan disubsidi oleh pemerintah.
6. Pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri agar utilisasi industri dapat ditingkatkan untuk memenuhi ketersediaan bahan baku termasuk korporasi-korporasi di Tuban yang bergerak di sektor petrokimia mau pun BBM.
7. Meningkatkan penggunaan biodiesel 20% (B20) sekaligus dikaji penggunaan biodiesel ke 30% (B30) karena itu akan meningkatkan konsumsi biodiesel sebesar 500.000 ton/tahun.
8. Memaksimalkan potensi wisata dengan mengembangkan bandara dan maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC).
Melalui langkah-langkah itu, diharapkan Indonesia dapat tetap bertahan di tengah perang dagang yang saat ini berlangsung.
(ray/ray) Next Article AS dan Vietnam Lagi Ribut Dagang, Indonesia Bisa Cuan!
Menghadapi perang dagang ini, Presiden Joko Widodo menggelar rapat khusus bersama dengan sejumlah menteri di Istana Bogor, Senin (9/7/2018).
"Pokok bahasan utamanya adalah bagaimana kita memperkuat ekonomi nasional, juga memberi ketentraman kepada industri nasional atau para pengusaha agar iklim investasi bisa dijaga," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai rapat tersebut.
Airlangga kemudian membeberkan jurus RI menghadapi ancaman perang dagang ini, yaitu:
1. Optimalisasi fiskal dengan menerapkan bea keluar, bea masuk, dan harmonisasi bea masuk, agar industri punya daya saing dan mampu melakukan ekspor.
2. Menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri di dalam negeri.
3. Memberikan insentif untuk mendorong ekspor.
4. Memberikan insentif bagi pengusaha yang ingin merelokasi pabrik, misalnya dari indutri yang sudah padat karya dari wilayah Jawa Barat ke wilayah lain semisal Jawa Tengah.
5. Memberikan insentif ke UMKM, terutama di bidang furniture misalnya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang akan disubsidi oleh pemerintah.
6. Pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri agar utilisasi industri dapat ditingkatkan untuk memenuhi ketersediaan bahan baku termasuk korporasi-korporasi di Tuban yang bergerak di sektor petrokimia mau pun BBM.
7. Meningkatkan penggunaan biodiesel 20% (B20) sekaligus dikaji penggunaan biodiesel ke 30% (B30) karena itu akan meningkatkan konsumsi biodiesel sebesar 500.000 ton/tahun.
8. Memaksimalkan potensi wisata dengan mengembangkan bandara dan maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC).
Melalui langkah-langkah itu, diharapkan Indonesia dapat tetap bertahan di tengah perang dagang yang saat ini berlangsung.
(ray/ray) Next Article AS dan Vietnam Lagi Ribut Dagang, Indonesia Bisa Cuan!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular