
JK: Kenaikan Suku Bunga BI Tak Cukup Tahan Pelemahan Rupiah
Arys Aditya, CNBC Indonesia
03 July 2018 12:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan kenaikan suku bunga acuan tidak cukup untuk menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
JK meminta para menteri dan kepala lembaga untuk fokus pada kebijakan yang memacu ekspor. Hal ini dilakukan untuk memitigasi dampak buruk penguatan dolar AS terhadap nilai tukar rupiah.
"Kenaikan suku bunga saja tidak cukup. Jadi bagaimana caranya agar kebijakan diarahkan ke ekspor, supaya ekspor meningkat. Hanya itu caranya," kata JK di sela Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XI, Selasa (3/6/2018).
Hari ini, dolar AS terus melanjutkan penguatan terhadap mayoritas mata uang di dunia. Tercatat, nilai tukar rupiah telah melewati batas Rp 14.400 per dolar AS. Sementara itu, Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan tiga kali dalam dua bulan terakhir, hingga posisi saat ini 5,25%.
Selain itu, Wapres JK juga mengatakan Pemerintah dan BI akan berupaya melakukan stabilisasi meski rupiah terus tertekan. Pasalnya, bagi pengusaha, stabilitas nilai tukar lebih berpengaruh ketimbang besaran pelemahan.
Dia menyebut, sejatinya pelemahan nilai tukar rupiah juga memberi dampak positif bagi sebagian kalangan, khususnya bagi eksportir.
"Ada juga sisi positif [pelemahan rupiah]. Eksportir kelapa sawit dan lainnya di luar Jawa itu sedang menikmati lho. Jadi itu bisa manfaatkan. Misalnya, meningkatkan ekspor."
(ray) Next Article Jaga Disiplin! JK Was-was Covid RI Bisa Capai 2 Juta di April
JK meminta para menteri dan kepala lembaga untuk fokus pada kebijakan yang memacu ekspor. Hal ini dilakukan untuk memitigasi dampak buruk penguatan dolar AS terhadap nilai tukar rupiah.
"Kenaikan suku bunga saja tidak cukup. Jadi bagaimana caranya agar kebijakan diarahkan ke ekspor, supaya ekspor meningkat. Hanya itu caranya," kata JK di sela Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XI, Selasa (3/6/2018).
Selain itu, Wapres JK juga mengatakan Pemerintah dan BI akan berupaya melakukan stabilisasi meski rupiah terus tertekan. Pasalnya, bagi pengusaha, stabilitas nilai tukar lebih berpengaruh ketimbang besaran pelemahan.
Dia menyebut, sejatinya pelemahan nilai tukar rupiah juga memberi dampak positif bagi sebagian kalangan, khususnya bagi eksportir.
"Ada juga sisi positif [pelemahan rupiah]. Eksportir kelapa sawit dan lainnya di luar Jawa itu sedang menikmati lho. Jadi itu bisa manfaatkan. Misalnya, meningkatkan ekspor."
(ray) Next Article Jaga Disiplin! JK Was-was Covid RI Bisa Capai 2 Juta di April
Most Popular