
Buwas Musnahkan 200.000 Ton Beras Bulog
Exist In Exist, CNBC Indonesia
26 June 2018 18:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog menginventarisasi 200.000 ton beras kadaluarsa yang memiliki umur lebih dari 1,5 tahun tersimpan di seluruh gudang perusahaan.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso yang akrab disapa Buwas mengatakan pihaknya akan segera mengganti beras tersebut dengan menyerap beras baru berkualitas baik dari petani
"Kita sudah inventarisir semuanya di gudang Bulog di seluruh Indonesia yang sudah melebihi empat bulan itu ada 200.000 ton. Itu kita akan disposal. Ini akan digantikan dengan menyerap hasil petani," ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian Sosial, Selasa (26/06/2018).
Sebelumnya, Buwas mengakui beras kadaluarsa tersebut masih ada yang didistribusikan ke konsumen, sehingga banyak konsumen yang menemukan beras dengan mutu yang buruk seperti berkutu.
"Yang lalu memang kita akui, kita ada menyalurkan beras yang sudah kalauarsa dan mutunya sudah turun. Tapi karena itu beras cadangan pemerintah, sehingga kita distribusikan karena waktu itu belum ada aturan yang mengatur disposal," jelasnya.
"Maka kita koordinasi dengan kementerian lain termasuk kita sudah laporkan ke pak presiden, sehingga beras yang sudah tidak layak dikonsumsi itu akan kita disposal dan akan digantikan dengan beras yang berkualitas artinya maksimal beras yang ada di Bulog lamanya hanya empat bulan, itu sudah berdasarkan standar kelayakan beras. Jadi lebih dari itu tidak didistribusikan ke masyarakat, jadi tidak ada lagi nanti bears kutuan," lanjutnya.
Secara keseluruhan, Buwas menyebutkan saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog adalah 1,6 juta ton. Sampai bulan September mendatang, jelasnya, Bulog akan menyerap sekitar 1 juta ton beras petani.
"Berarti stok kita akan ada 2,6 juta ton. Ada yang lalu impor yang mulai masuk tapi itu pemesanan impor yang sebelum saya jadi Dirut, ini ada yang nantinya kita akan datangkan untuk menutupi bilamana kita tidak bisa menyerap jumlah besar," jelasnya.
"Insya Allah ke depan tidak ada lagi impor beras. Karena kemarin kita impor 1,2 juta ton, 600.000 ton sudah masuk, sisanya bertahap masuk. Tapi kita lihat situasinya, masuknya bergantung stok yang ada. Sisanya itu kan ada di Thailand, Vietnam, India, Pakistan, kita titip di sana, jadi kalau nanti kita perlukan baru kita ambil," lanjutnya.
(ray) Next Article Ssst! Ada Preman di Balik Kemarahan Buwas Soal Beras Miskin
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso yang akrab disapa Buwas mengatakan pihaknya akan segera mengganti beras tersebut dengan menyerap beras baru berkualitas baik dari petani
"Kita sudah inventarisir semuanya di gudang Bulog di seluruh Indonesia yang sudah melebihi empat bulan itu ada 200.000 ton. Itu kita akan disposal. Ini akan digantikan dengan menyerap hasil petani," ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian Sosial, Selasa (26/06/2018).
"Yang lalu memang kita akui, kita ada menyalurkan beras yang sudah kalauarsa dan mutunya sudah turun. Tapi karena itu beras cadangan pemerintah, sehingga kita distribusikan karena waktu itu belum ada aturan yang mengatur disposal," jelasnya.
"Maka kita koordinasi dengan kementerian lain termasuk kita sudah laporkan ke pak presiden, sehingga beras yang sudah tidak layak dikonsumsi itu akan kita disposal dan akan digantikan dengan beras yang berkualitas artinya maksimal beras yang ada di Bulog lamanya hanya empat bulan, itu sudah berdasarkan standar kelayakan beras. Jadi lebih dari itu tidak didistribusikan ke masyarakat, jadi tidak ada lagi nanti bears kutuan," lanjutnya.
Secara keseluruhan, Buwas menyebutkan saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog adalah 1,6 juta ton. Sampai bulan September mendatang, jelasnya, Bulog akan menyerap sekitar 1 juta ton beras petani.
"Berarti stok kita akan ada 2,6 juta ton. Ada yang lalu impor yang mulai masuk tapi itu pemesanan impor yang sebelum saya jadi Dirut, ini ada yang nantinya kita akan datangkan untuk menutupi bilamana kita tidak bisa menyerap jumlah besar," jelasnya.
"Insya Allah ke depan tidak ada lagi impor beras. Karena kemarin kita impor 1,2 juta ton, 600.000 ton sudah masuk, sisanya bertahap masuk. Tapi kita lihat situasinya, masuknya bergantung stok yang ada. Sisanya itu kan ada di Thailand, Vietnam, India, Pakistan, kita titip di sana, jadi kalau nanti kita perlukan baru kita ambil," lanjutnya.
(ray) Next Article Ssst! Ada Preman di Balik Kemarahan Buwas Soal Beras Miskin
Most Popular