Pemerintah Evaluasi Pengubahan Formula ICP

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
25 June 2018 19:44
Kementerian ESDM masih evaluasi rencana untuk ubah formula ICP
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengungkap kementerian tengah melakukan evaluasi terkait formula penerapan harga Indonesian Crude Price (ICP).

Rencana pengubahan formula ICP ini bertujuan menjaga keekonomian kilang pertamina, sekaligus menjaga porsi yang bisa didapat pemerintah. Arcandra menjelaskan, harga ICP di dalam negeri saat ini lebih rendah dibandingkan harga minyak dunia.


 
"Ini harus diperjelas dulu rendahnya seberapa, berarti perlu ada re-adjustment formula yang adil itu berapa harga ICP untuk minyak-minyak kita, kan Minas dengan Cepu berbeda," tutur Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (25/6/2018).
 
Sehingga, lanjut Arcandra, pihaknya ingin melihat permasalahannya dan apa solusinya. Apa impaknya jika harga ICP dinaikkan, agar jika dari sisi negara, entitlement milik negara jadi lebih tinggi karena Cost Recovery itu terhitung tetap. "Jika harganya naik, yang dibayar ke cost recovery jadi jumlah rupiahnya sama, tapi jumlah minyak turun. Nah, itu sisi entitlement. Sedangkan untuk sisi Pertamina, akan dilihat impaknya ketika harga ICP naik ke kilang yang memproduksi Pertamax, Pertalite, dan Premium," jelasnya.
 
Adapun, ia belum menentukan kapan formula penerapan harga ICP ini akan mulai diberlakukan. Pasalnya, Arcandra mengaku pembahasan formulasi tersebut bukan hal yang mudah. "Sekarang intinya evaluasi dulu lah," pungkas Arcandra.    

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas ESDM Djoko Siswanto mengatakan kementerian telah menggelar diskusi grup terarah untuk merumuskan formula agar ICP bisa setara dengan minyak dunia seperti Brent. "Saya kepinginnya ICP dekati Brent, mendekati harga pasar internasional biar KKKS tidak usah jual ke luar, tapi jual saja ke Pertamina," ujar Djoko.

Rata-rata ICP hingga Mei kemarin menyentuh US$ 65, 7 per barel, sementara harga Brent per hari ini ada di angka US$ 74 per barel. Disparitas harga inilah yang jadi perhatian pemerintah.
(gus) Next Article Krisis Iran dan Venezuela Bikin Jonan Sulit Tetapkan ICP

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular