
Tiap Harga Minyak Naik US$ 1, RI Untung Rp 300 M
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
23 May 2018 16:32

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak dunia terus merangkak naik dan ikut mengerek harga minyak Indonesia (ICP). Lantas, bagaimana dampaknya terhadap keuangan negara?
Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto menyampaikan dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) saat ini, dia mengatakan masih ada keuntungan (windfall profit) sekitar Rp 300 miliar atas setiap US$ 1 kenaikan harga atau selisih antara asumsi ICP dan harga minyak mentah dunia.
"Setiap naik US$ 1 penerimaan negara bertambah Rp 2,8 triliun hingga Rp 2,9 triliun. Namun ada beban subsidi Rp 2,5-2,6 triliun. Jadi masih ada windfall profit sekitar Rp 3 miliar," kata Djoko di Gedung DPR, Rabu (23/5/2018).
Seiring harga minyak yang masih tinggi, Djoko memastikan pemerintah masih bisa mengatasi kondisi yang ada. Bahkan kalau harga minyak terus mengalami peningkatan, setidaknya sampai US$ 100 per barel.
"Kita sudah punya pengalaman. Semoga dengan pengalaman itu kita bisa hadapi ini. Kalau nilai tukar berubah, dulu memang berpengaruh ke subsidi, namun sejak pemerintah Pak Jokowi, subsidi tidak berpengaruh pada kurs dan harga minyak," terang Djoko.
Djoko mengatakan Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan telah sepakat memanfaatkan lonjakan keuntungan [windfall profit] tersebut sebagai dana untuk menutupi pemberian tambahan subsidi solar.
(gus) Next Article ESDM Ingin Harga Minyak Indonesia Dekati Harga Brent
Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto menyampaikan dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) saat ini, dia mengatakan masih ada keuntungan (windfall profit) sekitar Rp 300 miliar atas setiap US$ 1 kenaikan harga atau selisih antara asumsi ICP dan harga minyak mentah dunia.
"Setiap naik US$ 1 penerimaan negara bertambah Rp 2,8 triliun hingga Rp 2,9 triliun. Namun ada beban subsidi Rp 2,5-2,6 triliun. Jadi masih ada windfall profit sekitar Rp 3 miliar," kata Djoko di Gedung DPR, Rabu (23/5/2018).
Seiring harga minyak yang masih tinggi, Djoko memastikan pemerintah masih bisa mengatasi kondisi yang ada. Bahkan kalau harga minyak terus mengalami peningkatan, setidaknya sampai US$ 100 per barel.
"Kita sudah punya pengalaman. Semoga dengan pengalaman itu kita bisa hadapi ini. Kalau nilai tukar berubah, dulu memang berpengaruh ke subsidi, namun sejak pemerintah Pak Jokowi, subsidi tidak berpengaruh pada kurs dan harga minyak," terang Djoko.
Djoko mengatakan Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan telah sepakat memanfaatkan lonjakan keuntungan [windfall profit] tersebut sebagai dana untuk menutupi pemberian tambahan subsidi solar.
(gus) Next Article ESDM Ingin Harga Minyak Indonesia Dekati Harga Brent
Most Popular