
Pertumbuhan Konsumsi RI Pada Juni Diperkirakan 5%
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
22 June 2018 16:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meyakini pertumbuhan konsumsi pada bulan Juni ini dapat mencapai 5%.
Keyakinan ini didasari stabilnya harga bahan pokok. Inflasi yang terjaga pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin menaikkan antara Mei ke Juni dari 4,5% jadi 4,7%, tapi kami yakin kita bisa capai 5% bulan ini untuk konsumsi," ujar Ketua Umum Aprindo, Roy Mande saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jumat (22/6/2018).
Roy sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah belum pernah dilakukan di Indonesia, yakni mencairkan Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 bagi pensiunan PNS. Kebijakan ini menurutnya mendorong pertumbuhan industri ritel pada Lebaran tahun ini 3x lipat dibanding tahun lalu.
"Itu sangat mendongkrak konsumsi masyarakat. Di tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan industri ritel sangat rendah. Lebaran tahun lalu pertumbuhan yoy hanya 5%. Tahun ini kami prediksi meningkat 15-20%, sampai 3 kali tahun sebelumnya," jelas Roy.
Keberhasilan pemerintah mendorong dana desa, alokasi khusus kepada daerah, juga sangat mendukung produktivitas tinggi masyarakat, yang pada akhirnya mendorong pendapatan dan konsumsi rumah tangga.
"Dana desa Rp 60 triliun ke 78 ribu desa, seitar Rp 800 juta per desa itu meningkatkan kegiatan padat karya di desa. Itu yang dibutuhkan," tambahnya.
Selain itu, keberhasilan pemerintah mendorong harga komoditas utama seperti kelapa sawit dan batu bara juga mendorong produktivitas masyarakat yang bekerja di sektor pertambangan dan perkebunan.
(ray) Next Article THR PNS Picu Naiknya Konsumsi Ritel Hingga 20%
Keyakinan ini didasari stabilnya harga bahan pokok. Inflasi yang terjaga pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin menaikkan antara Mei ke Juni dari 4,5% jadi 4,7%, tapi kami yakin kita bisa capai 5% bulan ini untuk konsumsi," ujar Ketua Umum Aprindo, Roy Mande saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jumat (22/6/2018).
"Itu sangat mendongkrak konsumsi masyarakat. Di tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan industri ritel sangat rendah. Lebaran tahun lalu pertumbuhan yoy hanya 5%. Tahun ini kami prediksi meningkat 15-20%, sampai 3 kali tahun sebelumnya," jelas Roy.
Keberhasilan pemerintah mendorong dana desa, alokasi khusus kepada daerah, juga sangat mendukung produktivitas tinggi masyarakat, yang pada akhirnya mendorong pendapatan dan konsumsi rumah tangga.
"Dana desa Rp 60 triliun ke 78 ribu desa, seitar Rp 800 juta per desa itu meningkatkan kegiatan padat karya di desa. Itu yang dibutuhkan," tambahnya.
Selain itu, keberhasilan pemerintah mendorong harga komoditas utama seperti kelapa sawit dan batu bara juga mendorong produktivitas masyarakat yang bekerja di sektor pertambangan dan perkebunan.
(ray) Next Article THR PNS Picu Naiknya Konsumsi Ritel Hingga 20%
Most Popular