
Indonesia di Tengah Perang Dagang China dan AS
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
22 June 2018 14:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan menilai perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China akan menjadi peluang bagi RI meningkatkan hubungan dagang dengan masing-masing negara secara bilateral.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya terus memantau proses yang terjadi karena kebijakan kedua negara tersebut bisa berubah setiap saat.
"Dalam situasi seperti ini, pasti kita akan berhati-hati tapi kita juga tidak diam. Kita bukannya mau memanfaatkan, tapi kita sekarang melihat ini sebagai peluang untuk mengisi kekosongan itu. Kalau toh terjadi pengenaan bea masuk yang tinggi antar dua negara itu maka kita akan coba masuk," ujar Mendag di sela Halal Bihalal Kementerian Perdagangan, Jumat (22/6/2018).
Enggar menambahkan, pihaknya akan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara termasuk dengan China di sela rapat pembahasan RCEP di Tokyo, Jepang pada awal bulan depan.
Pertemuan bilateral ini untuk membahas peluang dan potensi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ekspor di sela ketidakpastian perdagangan global.
"Produknya yang berpeluang banyak sekali, termasuk tambahan kuota ekspor CPO 500 ribu ton ke China, di samping permintaan mereka agar kita mengimpor 500 ribu ton jeruk Mandarin. Kemudian sarang burung walet kita diberikan kemudahan lebih dibuka lagi, mudah-mudahan manggis, pisang, salak juga diberikan. Saya lagi mempersiapkan nanas sekarang supaya bisa masuk ke pasaer China. Kalau itu sudah masuk, maka jeruk mereka juga bisa masuk lah ya," jelas Enggar.
Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 11% di tahun ini.
(ray/ray) Next Article Searah Nih Ye... AS-China Telponan Bahas Tarif Perang Dagang
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya terus memantau proses yang terjadi karena kebijakan kedua negara tersebut bisa berubah setiap saat.
"Dalam situasi seperti ini, pasti kita akan berhati-hati tapi kita juga tidak diam. Kita bukannya mau memanfaatkan, tapi kita sekarang melihat ini sebagai peluang untuk mengisi kekosongan itu. Kalau toh terjadi pengenaan bea masuk yang tinggi antar dua negara itu maka kita akan coba masuk," ujar Mendag di sela Halal Bihalal Kementerian Perdagangan, Jumat (22/6/2018).
Pertemuan bilateral ini untuk membahas peluang dan potensi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ekspor di sela ketidakpastian perdagangan global.
"Produknya yang berpeluang banyak sekali, termasuk tambahan kuota ekspor CPO 500 ribu ton ke China, di samping permintaan mereka agar kita mengimpor 500 ribu ton jeruk Mandarin. Kemudian sarang burung walet kita diberikan kemudahan lebih dibuka lagi, mudah-mudahan manggis, pisang, salak juga diberikan. Saya lagi mempersiapkan nanas sekarang supaya bisa masuk ke pasaer China. Kalau itu sudah masuk, maka jeruk mereka juga bisa masuk lah ya," jelas Enggar.
Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 11% di tahun ini.
(ray/ray) Next Article Searah Nih Ye... AS-China Telponan Bahas Tarif Perang Dagang
Most Popular