Luhut Sebut RI Tak Pernah Belajar dari Kasus Kapal Tenggelam

Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
22 June 2018 10:37
KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, diduga mengangkut penumpang lebih banyak dari kapasitas.
Foto: REUTERS/Albert Damanik
Jakarta, CNBC Indonesia - KM Sinar Bangun yang diduga mengangkut lebih dari 200 penumpang pada Senin (18/6/2018) tenggelam di perairan Danau Toba.

Apabila jumlah penumpang itu benar, maka hal ini menjadi hantaman bagi dunia transportasi Indonesia karena kapal itu diketahui hanya berkapasitas 43 penumpang.

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan peristiwa itu bisa terjadi utamanya karena pembangungan fasilitas infrastruktur yang tidak sejalan dengan pertumbuhan industri wisata.

Selain itu, kata dia, ada indikasi kurangnya disiplin dari penyelenggara serta pengawas kapal.

"KNKT [Komite Nasional Keselamatan Transportasi] masih melakukan investigasi di lapangan dan kita tunggu hasilnya. Khusus untuk kedisiplinan ini, saya setuju dengan langkah Kapolri untuk menindak siapa pun yang terbukti bersalah dalam hal ini," kata Luhut melalui keterangan resmi, Jumat (22/6/2018).


"Hal ini bukan yang pertama kali terjadi, jika aparat di lapangan dan penyelenggara angkutan mau belajar dari kecelakaan yang terjadi sebelumnya serta disiplin dalam memprioritaskan keamanan penumpang dengan mengangkut jumlah penumpang tidak lebih dari kapasitas, memperhatikan laporan cuaca dan peringatan dari BMKG dan tidak lalai dalam pengawasan tentu kecelakaan seperti ini bisa dihindari," tutur dia.

Dia menuturkan saat ini pemerintah tengah membangun lima dermaga di Danau Toba dan pembenahan fasilitas dermaga untuk mendukung peningkatan kunjungan wisatawan.


"Saya akan datang ke lokasi secepatnya, untuk melakukan evaluasi apa saja yang perlu dilakukan dan diperbaiki. Semoga kecelakaan ini menjadi yang terakhir dan pelajaran untuk kita semua."
(ray/ray) Next Article Lagi, Kapal Feri Tenggelam di Perairan Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular