Internasional

Bos JD.com: Perang Dagang Lukai Banyak Produk AS

Roy Franedya, CNBC Indonesia
18 June 2018 11:00
Konsumen China sekarang memiliki preferensi untuk membeli barang-barang impor. Hal ini berarti perusahaan AS memiliki kesempatan untuk menjual produk ke China.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Memanasnya kembali perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China akan memberi dampak yang lebih besar terutama pada banyak merek-merek asal AS. Hal ini merupakan prediksi dari Bos JD.com, toko online (e-commerce) terbesar kedua di China.

Alasannya, konsumen China sekarang memiliki preferensi untuk membeli barang-barang impor. Hal ini berarti perusahaan-perusahaan AS akan memiliki kesempatan untuk menjual produk ke konsumen China yang memiliki basis yang besar.

"Selama lima tahun ke depan, atau 10 tahun, saya yakin di kota-kota eesar hampir setengahnya belanja barang-barang impor. Tetapi jika perang [dagang] bersifat jangka panjang maka akan mengerikan, melukai banyak merek Amerika," ujar Richard Liu, CEO JD.com, seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (17/6/2018).

JD.com merupakan kompetitor utama Alibaba di pasar e-commerce China. Kedua perusahaan ini telah berinvestasi besar-besaran di bidang teknologi, ritel dan logistik untuk memenangkan konsumen. Termasuk dengan membuka supermarket berteknologi tinggi dan menguji pengiriman melalu drone untuk menjangkau konsumen di pedesaaan China.

Richard Liu menambahkan ketegangan antara AS-China akan mempengaruhi kepercayaan diri JD.com untuk berekspansi ke AS. Sebelumnya, JD.com berencana ingin berinvestasi di banyak proyek dan perusahaan di AS. Situasi saat ini memberikan jeda pada raksasa e-commerce ini.

"Tahun lalu kami merencanakan ekspansi ke AS yang akan dimulai tahun ini, tetapi sekarang kami harus menunggu," kata Liu.

Meningkatnya tensi perang dagang AS-China terjadi pada hari Jumat lalu, setelah Perwakilan Perdagangan AS mengumumkan tarif tambahan sebesar 25% pada 818 impor China senilai sekitar US$34 miliar. Tarif ini berlaku 6 Juli 2018.

Tarif bau pada US$16 miliar dari Tiongkok akan perlu menjalani peninjauan publik. Jika disetujui, maka total barang-barang Cina yang kena tarif tambahan baru senilai US$50 miliar.

Beijing dengan cepat membalas dan mengatakan akan memungut tarif 25% pada US$ 34 miliar barang AS, mulai berlaku pada 6 Juli. Daftar barang termasuk kedelai, kendaraan listrik dan berbagai makanan laut dan daging babi, menurut Kementerian Perdagangan.

Namun, banyak analis mengatakan Beijing dan Washington kemungkinan akan mencapai kesepakatan yang dapat menghindari pengenaan tarif atas barang-barang impor.



(roy/roy) Next Article Ekspansi ke China, Walmart Jual Oseng-oseng Hingga Buah Segar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular