Banyak Toko Tutup, Tingkat Keterisian Mal Turun Cuma 81,2%

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
14 June 2018 15:27
Sedangkan untuk ruang ritel kelas premium, tingkat keterisiannya masih di atas 90%.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat keterisian ruang ritel konvesnional di Kota Jakarta tercatat stagnan pada kuartal-I 2018 turun 2,3% menjadi 81,2% dibandingkan dengan kuartal-IV 2017 yaitu sebesar 83,5%.

Menurut Colliers Indonesia, tingkat okupansi yang cenderung turun tersebut disebabkan oleh tutupnya berbagai ritel bermerek global seperti Clarks, Banana Republic, Gap dan New Look di Indonesia pada tahun ini. Peritel tersebut kalah bersaing dengan peritel online.

Penurunan tingkat keterisian tertinggi berasal dari ruang ritel atau pusat perbelanjaan kelas menengah kebawah (middle to lower) yaitu dibawah 80%. Sedangkan untuk ruang ritel kelas premium, tingkat keterisiannya masih di atas 90%.

"Walaupun banyak toko ritel yang tutup selama beberapa tahun terakhir, namun berbagai perusahaan ritel global masih tertarik untuk mengembangkan pasarnya di Indonesia," kata Senior Associate Director Colliers Indonesia dalam risetnya.

Retailer dengan harga murah asal Jepang yaitu Miniso sedang mempersiapkan diri untuk membuka 100 gerai baru di Indonesia pada tahun ini. Sedangkan jaringan hypermarket dan retailer yang berpusat di Abu Dhabi yaitu Lulu Group Retail International akan membuka 10 gerai tambahan pada 2019, dari dua toko yang dimilikinya di Indonesia saat ini.

Selain itu, retailer yang juga berasal dari Jepang Uniqlo telah mengembangkan tokonya di Jakarta dengan membuka gerai ke-12 nya di Lippo Mall Kemang. Sedangkan H&M membuka gerai baru di Mall of Indonesia pada awal tahun ini.

Terus Berlanjut
Namun, tampaknya persaingan antara ritel konvensional dan ritel online dimungkinkan terus berlanjut pada tahun ini. Ada kecenderungan bahwa masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah akan terus memanfaatkan ritel online untuk berbelanja dengan harga yang lebih murah, cepat dan efisien dibandingkan ritel konvensional.

Menurut Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), profil pembeli barang ritel didominasi oleh generasi millenials yang berusia 24 hingga 35 tahun. Generasi tersebut telah menerima kecanggihan teknologi sehingga peritel konvensional diharuskan mengikuti keinginan generasi tersebut.

Saat ini, para pembeli (konsumen) lebih suka menunjungi ritel yang fokus pada produk tertentu namun memiliki ketersediaan produk yang lengkap, dibandingkan dengan toko yang terlalu banyak menawarkan kategori produk.

Untuk mengantisipasi persaingan tersebut, salah satu retailer terkemuka Indonesia yaitu PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) juga telah menyiapkan strategi baru dengan berfokus pada pengembangan toko khusus dikombinasikan dengan format food & beverage (F&B). Model bisnis ritel tersebut menjadi lebih selektif dengan mempertahankan merek yang sudah dikenal dan diincar oleh para pembeli.
(hps) Next Article Pasokan Ruang Ritel Tumbuh, Saat Online Shop Semarak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular