
Harga Sembako Masih Naik, Pemerintah Keteteran Suplai Pasokan
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
13 June 2018 16:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga bahan pangan saat selama Ramadan hingga menjelang hari raya Idul Fitri selama ini dianggap sebagai hal wajar. Pemicu utama kenaikan harga bahan makanan dipicu permintaan yang cenderung mengalami peningkatan, sehingga otomatis harganya pun akan naik.
Dalam sepekan terakhir, beberapa bahan pangan tercatat mengalami kenaikan, di antaranya yang paling signifikan adalah cabai merah besar yang naik Rp 13.000/kg atau 34,57% menjadi Rp 50.600/kg, mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) Bank Indonesia. Harga cabai merah besar saat ini bahkan sudah jauh lebih mahal dari daging ayam.
Tidak hanya cabai merah, di sektor bumbu-bumbuan masih ada harga cabai rawit hijau yang naik Rp 4.500/kg atau 12,95% ke Rp 39.250/kg, dalam sepekan terakhir. Sementara itu, baik daging ayam maupun daging sapi, sama-sama bertambah mahal masing-masing sebesar 10,47% dan 5,86%, di periode yang sama. Harga daging sapi saat ini sudah hampir menyentuh Rp 123.000/kg.
Menjelang berakhirnya bulan Ramadhan pada tahun ini, nampaknya menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi sejauh mana usaha pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan pangan pokok masyarakat, selama umat muslim menjalankan ibadah puasa di tahun 2018.
Tim Riset CNBC Indonesia mencoba menganalisisnya dengan membandingkan perubahan harga sejumlah komoditas sembako selama Bulan Ramadhan, antara tahun 2018 dan tahun 2017. Dengan jarak lebaran yang hanya berkisar 1 minggu, diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan musim panen.
Masih berdasarkan data PIHPS, pemerintah nampaknya tahun ini keteteran dalam mengendalikan harga cabai merah dan cabai rawit hijau. Pada Ramadhan 2017, harga cabai merah dan cabai rawit hijau tercatat turun masing-masing sebesar 19,55% dan 1,75%. Namun, di tahun ini keadaannya berbalik 180 derajat.
Harga cabai merah menjadi komoditas bahan pangan yang meningkat paling pesat di Ramadhan ini, dengan kenaikan mencapai Rp 8.100/kg atau 19,06%. Begitu juga dengan cabai rawit hijau yang bertambah mahal Rp 6.050/kg atau 18,22% sepanjang bulan suci ini.
Sedangkan untuk kenaikan daging ayam dan daging sapi yang sempat ramai belakangan ini, nampaknya lagi-lagi masih betah menghantui masyarakat Indonesia, setidaknya dalam bulan Ramadhan 2 tahun terakhir ini. Meski demikian, kenaikan di tahun ini ternyata masih lebih kecil dari tahun lalu.
Harga daging ayam dan daging sapi hanya naik masing-masing sebesar 5,4% dan 4,96% pada bulan puasa tahun ini. Capaian itu masih lebih kecil daripada melambungnya harga daging ayam sebesar 12,26% serta naiknya harga daging sapi sebesar 8,03% pada Ramadhan tahun lalu.
Tahun ini, pemerintah memang cukup percaya diri dengan terjaganya pasokan daging sapi. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, sebelumnya memang memastikan pasokan daging sapi aman, bahkan tanpa impor dari Brasil yang telah diwacanakan beberapa bulan terakhir untuk memenuhi kebutuhan saat puasa dan lebaran.
Dari total kebutuhan Mei hingga Juni sebesar 116.000 ton, sebanyak 75.000 ton daging sapi dapat mengandalkan produksi dalam negeri. Sementara itu, 47.970 ton sisanya akan dipenuhi dengan impor.
"Dari situ saya beranggapan untuk ketersediaan kecukupan kawan-kawan muslim berpuasa dan lebaran sangat aman karena semua ini akan diawasi oleh Satgas Pangan, untuk mengontrol semua karena tidak boleh menyetok, jadi tidak boleh ada kartel istilahnya," ujar Ketut.
Di sisi lain, pada Bulan Ramadhan tahun lalu, harga beras medium turun cukup signifikan sebesar 14,22%, hingga mampu ditekan ke harga Rp9.650/kg. Tapi, tahun ini prestasi itu tidak mampu diulangi pemerintah. Harga makanan pokok hampir seluruh orang Indonesia ini bergerak stabil di kisaran Rp.11.750/kg selama bulan puasa.
Harga saat ini masih cukup jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang baru ditetapkan pemerintah sebesar Rp8.950/kg untuk wilayah I (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi)
Padahal, per 24 Mei 2018, berdasarkan situs Bulog, pengadaan beras luar negeri sendiri sudah sebanyak 532.526 ton. Masa panen raya juga sudah terlewati. Menteri Pertanian Amran Sulaiman bahkan menyebutkan stok beras hingga Rabu (30/5/2018), mencapai 1,4 juta ton. Dengan panen yang masih terus berlangsung, dia meyakini jumlah tersebut dapat menembus 2 juta ton dalam waktu dekat.
Alhasil, pemerintah saat ini pemerintah kembali menerbitkan izin impor lanjutan dengan jumlah 500.00 ton. Apabila terealisasi, Indonesia mengimpor beras dengan total sekitar 1 juta ton tahun ini. Memasuki Ramadhan tahun ini nampaknya cita-cita swasembada pangan nampak masih sulit untuk dicapai.
(hps) Next Article Harga Cabai & Bawang Merah Makin Perih di Awal Puasa
Dalam sepekan terakhir, beberapa bahan pangan tercatat mengalami kenaikan, di antaranya yang paling signifikan adalah cabai merah besar yang naik Rp 13.000/kg atau 34,57% menjadi Rp 50.600/kg, mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) Bank Indonesia. Harga cabai merah besar saat ini bahkan sudah jauh lebih mahal dari daging ayam.
Tidak hanya cabai merah, di sektor bumbu-bumbuan masih ada harga cabai rawit hijau yang naik Rp 4.500/kg atau 12,95% ke Rp 39.250/kg, dalam sepekan terakhir. Sementara itu, baik daging ayam maupun daging sapi, sama-sama bertambah mahal masing-masing sebesar 10,47% dan 5,86%, di periode yang sama. Harga daging sapi saat ini sudah hampir menyentuh Rp 123.000/kg.
![]() |
Menjelang berakhirnya bulan Ramadhan pada tahun ini, nampaknya menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi sejauh mana usaha pemerintah dalam mengendalikan harga kebutuhan pangan pokok masyarakat, selama umat muslim menjalankan ibadah puasa di tahun 2018.
![]() |
Masih berdasarkan data PIHPS, pemerintah nampaknya tahun ini keteteran dalam mengendalikan harga cabai merah dan cabai rawit hijau. Pada Ramadhan 2017, harga cabai merah dan cabai rawit hijau tercatat turun masing-masing sebesar 19,55% dan 1,75%. Namun, di tahun ini keadaannya berbalik 180 derajat.
Harga cabai merah menjadi komoditas bahan pangan yang meningkat paling pesat di Ramadhan ini, dengan kenaikan mencapai Rp 8.100/kg atau 19,06%. Begitu juga dengan cabai rawit hijau yang bertambah mahal Rp 6.050/kg atau 18,22% sepanjang bulan suci ini.
Sedangkan untuk kenaikan daging ayam dan daging sapi yang sempat ramai belakangan ini, nampaknya lagi-lagi masih betah menghantui masyarakat Indonesia, setidaknya dalam bulan Ramadhan 2 tahun terakhir ini. Meski demikian, kenaikan di tahun ini ternyata masih lebih kecil dari tahun lalu.
Harga daging ayam dan daging sapi hanya naik masing-masing sebesar 5,4% dan 4,96% pada bulan puasa tahun ini. Capaian itu masih lebih kecil daripada melambungnya harga daging ayam sebesar 12,26% serta naiknya harga daging sapi sebesar 8,03% pada Ramadhan tahun lalu.
Tahun ini, pemerintah memang cukup percaya diri dengan terjaganya pasokan daging sapi. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, sebelumnya memang memastikan pasokan daging sapi aman, bahkan tanpa impor dari Brasil yang telah diwacanakan beberapa bulan terakhir untuk memenuhi kebutuhan saat puasa dan lebaran.
Dari total kebutuhan Mei hingga Juni sebesar 116.000 ton, sebanyak 75.000 ton daging sapi dapat mengandalkan produksi dalam negeri. Sementara itu, 47.970 ton sisanya akan dipenuhi dengan impor.
"Dari situ saya beranggapan untuk ketersediaan kecukupan kawan-kawan muslim berpuasa dan lebaran sangat aman karena semua ini akan diawasi oleh Satgas Pangan, untuk mengontrol semua karena tidak boleh menyetok, jadi tidak boleh ada kartel istilahnya," ujar Ketut.
Di sisi lain, pada Bulan Ramadhan tahun lalu, harga beras medium turun cukup signifikan sebesar 14,22%, hingga mampu ditekan ke harga Rp9.650/kg. Tapi, tahun ini prestasi itu tidak mampu diulangi pemerintah. Harga makanan pokok hampir seluruh orang Indonesia ini bergerak stabil di kisaran Rp.11.750/kg selama bulan puasa.
Harga saat ini masih cukup jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang baru ditetapkan pemerintah sebesar Rp8.950/kg untuk wilayah I (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi)
Padahal, per 24 Mei 2018, berdasarkan situs Bulog, pengadaan beras luar negeri sendiri sudah sebanyak 532.526 ton. Masa panen raya juga sudah terlewati. Menteri Pertanian Amran Sulaiman bahkan menyebutkan stok beras hingga Rabu (30/5/2018), mencapai 1,4 juta ton. Dengan panen yang masih terus berlangsung, dia meyakini jumlah tersebut dapat menembus 2 juta ton dalam waktu dekat.
Alhasil, pemerintah saat ini pemerintah kembali menerbitkan izin impor lanjutan dengan jumlah 500.00 ton. Apabila terealisasi, Indonesia mengimpor beras dengan total sekitar 1 juta ton tahun ini. Memasuki Ramadhan tahun ini nampaknya cita-cita swasembada pangan nampak masih sulit untuk dicapai.
(hps) Next Article Harga Cabai & Bawang Merah Makin Perih di Awal Puasa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular