Piala Dunia 2018

Habis Lebaran, Terbitlah Piala Dunia

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
13 June 2018 15:55
Bulan ini bertepatan dengan perayaan Idul Fitri dan gelaran Piala Dunia 2018. Dua momentum ini bisa membantu pertumbuhan ekonomi.
Foto: REUTERS/Bobby Yip
Jakarta, CNBC Indonesia - Bulan ini bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri dan gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia. Dua momentum ini bisa membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2018, setelah performa yang kurang memuaskan pada kuartal sebelumnya.

Idul Fitri adalah puncak konsumsi masyarakat. Dengan konsumsi yang meningkat, kita bisa berharap pertumbuhan ekonomi kuartal II- 2018 akan lebih baik karena konsumsi merupakan komponen utama pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan kontribusi lebih dari 50%.

Pada kuartal I-2018, harus diakui bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi yang 5,06% kurang memuaskan. Jauh dibandingka konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, yaitu 5,18%.


"Kami memperkirakan ekonomi akan terakselerasi pada kuartal II. Utamanya karena peningkatan konsumsi saat Ramadan-Idul Fitri, ditambah lagi ada Pilkada serentak," kata Juniman, Ekonom Maybank Indonesia.

Salah satu pendorong peningkatan konsumsi adalah tambahan penghasilan masyarakat dari Tunjangan Hari Raya (THR). Faktor ini memainkan peranan kuat, karena ada anggapan di masyarakat bahwa THR adalah jatah untuk konsumsi dan berbagai. Lain dengan bonus, yang lebih diasosikan untuk membayar tagihan atau utang.

Masyarakat pun semakin konsumtif karena THR. Belum lagi berbagai pusat perbelanjaan biasanya menggelar pesta diskon sehingga menambah selera masyarakat untuk berbelanja.

Selepas Idul Fitri, biasanya konsumsi masyarakat turun. Orang mulai kembali menginjak bumi, menahan diri untuk bersenang-senang, kembali ke rutinitas yang terkadang membosankan.

Namun tahun ini, ada peluang konsumsi naik lebih lanjut setelah Idul Fitri meski mungkin tidak terlalu signifikan. Peluang itu datang dari gelaran Piala Dunia.

Konsumsi masyarakat lagi-lagi bisa meningkat saat gelaran empat tahunan ini. Walau tidak sebesar Ramadan-Idul Fitri, tetapi setidaknya konsumsi makanan-minuman akan meningkat.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri makanan-minuman pada 2013 hanya 4,07%. Namun pada 2014 melonjak menjadi 9,49%.

Pada 2015, pertumbuhannya melambat menjadi 7,54%. Kemudian pada 2016 pertumbuhannya naik menjadi 8,46%, belum menyamai pencapaian 2014. Kemungkinan besar kinerja yang moncer pada 2014 disebabkan oleh Piala Dunia sehingga kemungkinan bisa terulang kembali tahun ini.


Oleh karena itu, kita boleh berharap pertumbuhan ekonomi akan membaik pada kuartal II-2018 ini. Bila terwujud, berterimakasihlah kepada lebaran dan Piala Dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 
(aji/aji) Next Article Bos BI-OJK-LPS Beberkan 'Obat' Buat Ekonomi RI, Apaan Tuh?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular