Sindir AS, JK Promosikan Keterbukaan Global

12 June 2018 17:38
Wakil Presiden Jusuf Kalla mempromosikan keterbukaan negara-negara di dunia untuk menjamin stabilitas politik dalam konferensi internasional di Jepang.
Foto: Ari Saputra/Detik
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Jusuf Kalla mempromosikan keterbukaan negara-negara di dunia untuk menjamin stabilitas politik. Stabilitas politik dinilai akan menjadi prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.

Berbicara dalam Konferensi Internasional ke-24 tentang Masa Depan Asia: Keeping Asia Open: How to Achieve Prosperity and Stability di Tokyo, Jepang, Selasa (12/6/2018), JK menyebut pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan pada gilirannya akan memperkuat stabilitas nasional dan global.

"Keterbukaan ini sekarang mendapat tantangan dari beberapa pandangan baru yang dibangun atas dasar pertimbangan internal suatu negara dan nilai-nilai yang dianut oleh negara itu sendiri. Proteksionisme dan unilateralisme semakin berkembang," ujarnya, dikutip dari pernyataan resmi.

Wapres mencontohkan tantangan tersebut adalah langkah Amerika Serikat yang keluar meninggalkan perundingan Trans Pacific Partnership (TPP) dan Paris Agreement. Selain itu, AS juga menginisiasi perang dagang dengan berbagai negara.

Tidak cukup, JK menyampaikan AS pada masa pemerintahan saat ini juga secara paradoks melakukan pendekatan unilateral dalam menanggapi perkembangan yang berlangsung di Timur Tengah dan Semenanjung Korea.


"Tindakan seperti ini akan mencederai upaya membangun konsensus dan komitmen global yang telah dibangun puluhan tahun," tutur JK yang hadir untuk kedelapan kalinya di konferensi tersebut.

"Keputusan AS memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem membuat perdamaian di Palestina semakin sulit terwujud dan meningkatkan ketegangan di seluruh dunia."

Wakil Presiden RI mengemukakan langkah-langkah seperti itu juga kian memudarkan nilai-nilai yang sangat erat dipeluk, yaitu demokrasi, keterbukaan ekonomi, dan pengentasan kemiskinan. Akibatnya dunia semakin terkutub-kutub baik secara ekonomi maupun politik.

Jusuf Kalla memaparkan saat ini semakin banyak masalah yang timbul, mulai krisis Iran dan Yerusalem yang memicu aktivisme jaringan teroris dunia hingga retaliasi negara-negara ekonomi maju akibat kebijakan ekonomi AS yang proteksionis.

"Singkatnya, masalah-masalah baru muncul sebelum masalah-masalah lama terselesaikan. Dunia pun menjadi semakin rapuh," ujarnya.

Untuk itu, JK menyerukan kepada seluruh pemimpin dan pemangku kebijakan agar bekerja sama menghadapi persoalan-persoalan tersebut.

"Masalah yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan oleh satu negara sendirian. Kerja sama internasional menjadi keharusan untuk menangani masalah itu," kata Wapres.


(ara/prm) Next Article Neraca Dagang Tekor, JK Kebut Perundingan Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular