Internasional

Mahathir Dukung Proteksionisme Dagang Bagi Negara Berkembang

Roy Franedya, CNBC Indonesia
11 June 2018 12:23
Negara besar dan negara kecil tidak memiliki pijakan yang sama dalam persaingan di mana negara kecil cenderung tak dapat manfaat maksimal.
Foto: REUTERS/Issei Kato
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mendukung adanya proteksionisme ekonomi pada negara berkembang kecil. Alasannya, negara besar dan negara kecil tidak memiliki pijakan yang sama dalam persaingan di mana negara kecil cenderung tak dapat manfaat maksimal.

Berbicara dalam sebuah konferensi di Tokyo, perdana menteri tertua di dunia ini mengatakan negara berkembang membutuhkan beberapa hak istimewa untuk bersaing. Bahkan, negara seperti Malaysia kesulitan bersaing dalam perdagangan bebas.

"Kita harus mengakui: Sama seperti industri, ada yang masih bayi, begitu juga ada negara-negara bayi, negara-negara yang baru mulai tumbuh. Mereka perlu memiliki beberapa hak istimewa, beberapa perlindungan untuk diri mereka sendiri, karena mereka tidak dalam posisi untuk bersaing dengan negara dengan perdagangan besar. Negara-negara manufaktur besar di dunia," ujar Mahathir seperti dikutip dari CNBC International, Senin (11/6/2018).

Menurut Mahathir selama ini banyak negara telah membayar perdagangan bebas dengan pujian basa-basi, sementara sebagian negara lain melakukan semacam pembatasan.


Contohnya kondisi industri otomotif Malaysia. Negara ini memiliki ambisi untuk pemproduksi kendaraan tetapi tidak bisa memasarkan produknya ke negara lain karena adanya persyaratan impor yang rumit. Sementara negara maju bisa leluasa mengekspor mobil ke Malaysia.

Meskipun Malaysia awalnya bergabung dengan perjanjian perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP), perdana menteri mengatakan dia "tidak terlalu tertarik kesepakatan tersebut" karena akan mempengaruhi negara Malaysia secara negatif.

Mahathir menambahkan AS yang menarik diri keluar dari perjanjian dagang internasional menunjukkan Negeri Paman Sam tidak lagi mendukung perdagangan bebas.

"Ketika dunia berbicara tentang perdagangan bebas, cukup jelas bahwa negara berkembang melihat perdagangan bebas tidak bisa diterima, terutama sekarang Amerika, yang menerapkan proteksi perdagangan. Jika Amerika, negara ekonomi terbesar di dunia, negara terkaya di dunia, percaya restriksi perdagangan, itu tidak dibenarkan."

"Tapi untuk negara-negara kecil, itu dibenarkan karena negara-negara kecil tidak dapat bersaing dengan persyaratan yang sama dengan negara-negara besar," tambah pemimpin Malaysia itu.



(prm) Next Article Buronan 1MDB Ini Sebut Mahathir Sita Yachtnya Secara Tak Sah

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular