
Pernyataan Menlu Usai RI Didapuk Jadi Dewan Keamanan PBB
Arina Yulistara, CNBC Indonesia
09 June 2018 11:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia boleh bangga karena baru saja terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (DK PBB) untuk periode 2019 sampai 2020. Ini kali keempat Indonesia terpilih sebagai anggota DK PBB.
Indonesia memperoleh 144 suara dari 190 anggota PBB yang hadir. Proses pemilihan yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB di Markas Besar PBB di New York (8/6/2018) digelar secara tertutup. Indonesia dan Maladewa bersaing ketat demi menjadi wakil Asia Pasifik. Indonesia akhirnya terpilih setelah unggul dari Maladewa yang hanya memperoleh 46 suara.
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi turut bicara soal hal ini. Lewat pidatonya, ia menyampaikan rasa bangganya karena Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB.
"Alhamdulillah Indonesia berhasil terpilih kembali sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Ini merupakan kepercayaan masyarakat internasional kepada Indonesia dan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa, khususnya para Diplomat Indonesia, menggantikan Kazakhstan yang masa keanggotaannya berakhir pada Desember 2018," jelas Retno saat berbicara di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat (8/6/2018).
Retno juga menuturkan kalau terpilihnya Indonesia karena negeri kita dipercaya sebagai negara yang penuh toleransi, di mana Islam dan demokrasi berjalan berdampingan. Ini menjadi bukti bahwa masyarakat internasional sangat menghargai perjalanan sejarah Indonesia.
Dalam berkontribusi sebagai anggota DK PBB, Retno memaparkan empat rencana ke depan. Pertama, Indonesia akan berusaha memperkuat perdamaian dan stabilitas global. Untuk itu, Indonesia akan mendorong budaya habit of dialogue agar penyelesaian konflik selalu dilakukan secara damai.
Kedua, Indonesia juga akan berupaya meningkatkan sinergi antara organisasi kawasan dengan DK PBB dalam menjaga perdamaian serta meningkatkan pasukan perdamaian PBB termasuk peran perempuan. Kemudian yang ketiga memerangi radikalisme.
"Salah satu tantangan bersama masyarakat internasional saat ini adalah ancaman dari terorisme dan radikalisme," kata Retno.
Untuk itu, Indonesia juga akan memanfaatkan keanggotaan di DK PBB demi memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme. Selanjutnya, Retno menyatakan kalau peran Indonesia di DK PBB akan dimanfaatkan untuk mendorong kemitraan global.
"Global partnership yang kuat dalam menciptakan perdamaian, keamanan, dan stabilitas akan berkontribusi pencapaian agenda pembangunan PBB 2030," tambahnya.
Selain keempat fokus tersebut, isu Palestina juga akan menjadi perhatian Indonesia. Sebelum ini, Indonesia pernah menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
(ray/ray) Next Article Jadi Dewan Keamanan PBB, RI Lawan Teroris & Radikalisme
Indonesia memperoleh 144 suara dari 190 anggota PBB yang hadir. Proses pemilihan yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB di Markas Besar PBB di New York (8/6/2018) digelar secara tertutup. Indonesia dan Maladewa bersaing ketat demi menjadi wakil Asia Pasifik. Indonesia akhirnya terpilih setelah unggul dari Maladewa yang hanya memperoleh 46 suara.
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi turut bicara soal hal ini. Lewat pidatonya, ia menyampaikan rasa bangganya karena Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB.
Retno juga menuturkan kalau terpilihnya Indonesia karena negeri kita dipercaya sebagai negara yang penuh toleransi, di mana Islam dan demokrasi berjalan berdampingan. Ini menjadi bukti bahwa masyarakat internasional sangat menghargai perjalanan sejarah Indonesia.
Dalam berkontribusi sebagai anggota DK PBB, Retno memaparkan empat rencana ke depan. Pertama, Indonesia akan berusaha memperkuat perdamaian dan stabilitas global. Untuk itu, Indonesia akan mendorong budaya habit of dialogue agar penyelesaian konflik selalu dilakukan secara damai.
Kedua, Indonesia juga akan berupaya meningkatkan sinergi antara organisasi kawasan dengan DK PBB dalam menjaga perdamaian serta meningkatkan pasukan perdamaian PBB termasuk peran perempuan. Kemudian yang ketiga memerangi radikalisme.
"Salah satu tantangan bersama masyarakat internasional saat ini adalah ancaman dari terorisme dan radikalisme," kata Retno.
Untuk itu, Indonesia juga akan memanfaatkan keanggotaan di DK PBB demi memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme. Selanjutnya, Retno menyatakan kalau peran Indonesia di DK PBB akan dimanfaatkan untuk mendorong kemitraan global.
"Global partnership yang kuat dalam menciptakan perdamaian, keamanan, dan stabilitas akan berkontribusi pencapaian agenda pembangunan PBB 2030," tambahnya.
Selain keempat fokus tersebut, isu Palestina juga akan menjadi perhatian Indonesia. Sebelum ini, Indonesia pernah menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
(ray/ray) Next Article Jadi Dewan Keamanan PBB, RI Lawan Teroris & Radikalisme
Most Popular