Piala Dunia 2018
Bagi Putin, Piala Dunia Tunjukkan Rusia Tidak Bisa Diisolasi
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
07 June 2018 17:16

Putih kembali terpilih sebagai Presiden Rusia di bulan Maret setelah memperoleh kemenangan telak di pemilu yang disebut para pengamat internasional kekurangan pilihan. Dia dinilai menginginkan dunia mengakui bahwa Rusia, suka atau tidak, adalah kekuatan yang harus diperhitungkan. Piala Dunia membantu menyampaikan pesan tersebut.
"Dia [Putin] memerlukan martabat internasional dan semua yang dia lakukan mengarah ke situ," kata Dmitry Bykov, seorang penulis satir Rusia yang terkenal, kepada harian Sobesednik bulan lalu.
"Dia ingin dunia berbicara tentang kita layaknya tim hoki es Soviet di tahun 1970-an. Kami adalah 'Mesin Merah Besar'. Kami ditakuti. Bukan dicintai, tapi dikagumi. Dia tidak ingin kami dicintai. Cinta bisa pudar, tetapi ketakutan tidak."
Rusia memenangkan kesempatan menjadi tuan rumah "pertunjukkan terhebat di bumi" tahun 2010. Putin menampik dugaan media bahwa Moscow melakukan suap untuk memperoleh kemenangan.
Sejak itu, citra Rusia terpukul sehingga membuat Rusia takut Moscow akan dicoret dari turnamen itu, sesuatu yang disebut beberapa politisi Barat sia-sia.
Moscow, di mata Barat, memiliki daftar kejahatan yang panjang.
Rusia mencaplok Crimea tahun 2014, mendukung pemberontakan pro Rusia di Ukraina di tahun yang sama, serta dituduh Belanda menembak sebuah pesawat komersial juga para pejabat internasional menjalankan program doping yang disponsori negara di Olimpiade Musim Dingin 2014.
Dukungan Moscow untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad juga melemahkan posisinya di depan negara Barat. Selain itu, Rusia juga dituduh Washington ikut campur dalam pemilu dan dituduh Inggris melakukan percobaan pembunuhan terhadap seorang mantan agen ganda dan putrinya menggunakan agen saraf.
Jumlah dan beratnya dugaan-dugaan tersebut, yang ditampik Rusia, berarti hanya beberapa warga Rusia yang berharap Piala Dunia membantu Moscow menghancurkan citra paria-nya di negara Barat.
"Piala Dunia tidak akan memberi dampak signifikan terhadap citra Rusia karena terlalu beracun," kata Andrei Kolesnikow, seorang peneliti senior di think-tank bernama Carnegie Moscow Center.
Kolesnikov merujuk pada Olimpiade Musim Panas 1980 di Moscow dengan mengatakan perhelatan itu hanya sedikit memperbaiki citra Uni Soviet, yang menyerang Afghanistan setahun sebelumnya.
Banyak pihak mengatakan Putin mengorbankan segala dividen politik yang Rusia peroleh dengan menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin 2014 sebelum pencaplokan Crimea. Beberapa kritik ke Kremlin menjadikan hal itu sebagai contoh sehingga takut kejadian serupa akan terjadi setelah Piala Dunia.
(roy)
"Dia [Putin] memerlukan martabat internasional dan semua yang dia lakukan mengarah ke situ," kata Dmitry Bykov, seorang penulis satir Rusia yang terkenal, kepada harian Sobesednik bulan lalu.
"Dia ingin dunia berbicara tentang kita layaknya tim hoki es Soviet di tahun 1970-an. Kami adalah 'Mesin Merah Besar'. Kami ditakuti. Bukan dicintai, tapi dikagumi. Dia tidak ingin kami dicintai. Cinta bisa pudar, tetapi ketakutan tidak."
Sejak itu, citra Rusia terpukul sehingga membuat Rusia takut Moscow akan dicoret dari turnamen itu, sesuatu yang disebut beberapa politisi Barat sia-sia.
Moscow, di mata Barat, memiliki daftar kejahatan yang panjang.
Rusia mencaplok Crimea tahun 2014, mendukung pemberontakan pro Rusia di Ukraina di tahun yang sama, serta dituduh Belanda menembak sebuah pesawat komersial juga para pejabat internasional menjalankan program doping yang disponsori negara di Olimpiade Musim Dingin 2014.
Dukungan Moscow untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad juga melemahkan posisinya di depan negara Barat. Selain itu, Rusia juga dituduh Washington ikut campur dalam pemilu dan dituduh Inggris melakukan percobaan pembunuhan terhadap seorang mantan agen ganda dan putrinya menggunakan agen saraf.
Jumlah dan beratnya dugaan-dugaan tersebut, yang ditampik Rusia, berarti hanya beberapa warga Rusia yang berharap Piala Dunia membantu Moscow menghancurkan citra paria-nya di negara Barat.
"Piala Dunia tidak akan memberi dampak signifikan terhadap citra Rusia karena terlalu beracun," kata Andrei Kolesnikow, seorang peneliti senior di think-tank bernama Carnegie Moscow Center.
Kolesnikov merujuk pada Olimpiade Musim Panas 1980 di Moscow dengan mengatakan perhelatan itu hanya sedikit memperbaiki citra Uni Soviet, yang menyerang Afghanistan setahun sebelumnya.
Banyak pihak mengatakan Putin mengorbankan segala dividen politik yang Rusia peroleh dengan menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin 2014 sebelum pencaplokan Crimea. Beberapa kritik ke Kremlin menjadikan hal itu sebagai contoh sehingga takut kejadian serupa akan terjadi setelah Piala Dunia.
(roy)
Next Page
'Warisan dan Kebesaran'
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular