Stasiun MRT Akan Terkoneksi Gedung di Thamrin Hingga Sudirman

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
06 June 2018 17:36
PT MRT Jakarta berharap bisa mengelola bisnis properti yang berada di stasiun dan di kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) Dukuh Atas
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia- PT MRT Jakarta berharap bisa mengelola bisnis properti yang berada di stasiun dan di kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) untuk memperbesar pendapatan perusahaan, tak hanya mengandalkan penjualan tiket.
 
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan hingga saat ini belum ada keputusan dari Pemerintah Daerah siapa yang nanti mengelola bisnis properti di stasiun maupun di TOD. "Kami mengajukan agar kami yang bisa mengelola bisnis properti ini," ujar Wiliam, Rabu (6/6/2018).

 
Menurutnya, dalam kajian MRT Jakarta pendapatan berbasis non tiket hanya memiliki porsi 8% bila mengandalkan ritel, iklan, dan bisnis telekomunikasi.

"Namun, apabila kami bisa mengelola properti maka pendapatan nontiket bisa naik 20% dari total pendapatan," jelasnya.
 
Wiliam menambahkan pihaknya sedang menyelesaikan masterplan yang didalamnya termasuk TOD. Meski demikian TOD pertama yang akan dibangun berada di Dukuh Atas yang direncanakan terkoneksi dengan beberapa gedung yang ada di sekitar, mulai dari kawasan Thamrin hingga Landmark, Karet.
 
"Kami meminta kepada pengelola gedung yang mendapatkan TOD juga membuka akses kepada gedung sekitarnya," ujarnya.

Kereta MRT Jakarta diperkirakan siap beroperasi mulai Maret 2019, untuk rute Lebak Bulus - Bunderan Hotel Indonesia. Berdasar hasil kajian konsultan internasional, diperkirakan dalam sehari MRT bisa mengangkut hingga 130 ribu penumpang. Harga yang disarankan adalah Rp 8.500 untuk 10 kilometer pertama, namun harga ini masih perlu didiskusikan oleh Pemda DKI Jakarta.


(gus/gus) Next Article Ada Jalur Baru MRT 'Belah' Jakarta, Ini Rute-Rutenya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular