Kereta Cepat Malaysia: Dilahirkan Najib dan Dikubur Mahathir

Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
06 June 2018 11:31
Publik masih menunggu respons Singapura terkait dengan pernyataan Malaysia yang membatalkan proyek kereta cepat.
Foto: The Strait Times
Jakarta, CNBC Indonesia - PM Mahathir Mohamad memutuskan proyek kereta cepat Malaysia - Singapura dibatalkan.

Pemimpin tertua di dunia berusia 92 tahun itu menilai proyek senilai 60 miliar ringgit atau setara Rp 210,3 triliun akan semakin membebani utang Malaysia yang saat ini sudah menyentuh 1 triliun ringgit.

Adapun proyek kereta cepat Malaysia - Singapura ini awalnya digagas oleh Najib Razak, PM Malaysia sebelum dilengserkan Mahathir.

Najib memimpin Malaysia mulai 3 April 2009, sementara proyek kereta cepat lahir pada 2010 yang sejalan dengan diluncurkannya Economic Tranformation Programme (ETP).

Berdasarkan situs MyHSR, ETP sendiri diluncurkan untuk mentransformasikan Malaysia menjadi negara dengan pendapatan tinggi (high-income nation) pada 2020, dan kereta cepat Kuala Lumpur - Singapura (KL-SG HSG) diidentifikasi menjadi salah satu Entry Point Project untuk mendukung ETP tersebut.

Setelah itu, pada 2013, Najib Razak dan PM Singapura kemudian mengumumkan kesepakatan bersama membangun proyek mercu suar ini.

Lalu kerja sama kedua negara semakin erat dengan dilakukannya penandatanganan perjanjian bilateral pada 2016 yang membahas antara lain aspek teknis, keamanan, keselamatan, komersial, pembiayaan, termasuk soal bea cukai, imigrasi dan karantina.

Kemudian, pada Oktober 2017 Najib meluncurkan desain sebanyak tujuh stasiun kereta cepat di Malaysia. 

"Secara personal saya terlibat untuk memastikan desain setiap stasiun merefleksikan identitas dan warisan budaya Malaysia, selain modern dan futuristis," kata Najib kala itu, dikutip dari thestar.com.my.

Kereta cepat itu sendiri total memiliki delapan stasiun, di mana tujuh terletak Malaysia: Bandar Malaysia, Sepang-Putrajaya, Seremban, Melaka, Muar, Batu Pahat, dan Iskandar Puteri. Sementara, satu stasiun ada di Singapura yakni Jurong East.

Kereta cepat antara kedua negara ini ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2026, melayani perjalanan sejauh 350 km. Dengan kecepatan hingga 320 km/jam, jarak tersebut diklaim dapat ditempuh hanya dengan waktu 90 menit.


Namun kisah kereta cepat Malaysia - Singapura ini tampaknya akan hanya menjadi kenangan saja.

Rezim Najib digantikan oleh Mahathir, pada 10 Mei 2018. Tidak lama setelah menjabat PM Malaysia, tepatnya pada 28 Mei, Mahathir mengumumkan pembatalan proyek kereta cepat ini.

Sekarang, yang dinanti publik adalah respons resmi dari Singapura terkait pembatalan sepihak oleh Malaysia. Patut dinanti juga, bagaimana kelanjutan hubungan kedua negara apabila proyek kereta cepat ini dibatalkan.
(ray/ray) Next Article Masyarakat Ingin Kereta Cepat Malaysia-Singapura Dilanjutkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular