
Ekspor Sawit RI ke India, Eropa dan AS Turun Pada April 2018
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
30 May 2018 20:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor minyak sawit RI pada Januari - April 2018 turun 4% dibandingkan dengan periode yang sama atau dari 10,70 juta ton menjadi 10,24 juta ton.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melalui keterangan tetulis, Rabu (30/5/2018), menyatakan dari sisi nilai, terjadi penurunan tajam sebesar 13% menjadi US$ 7,04 miliar dari sebelumnya US$ 8,06 miliar.
Pada April 2018 terjadi anomali di mana biasanya permintaan minyak sawit naik signifikan di negara tujuan ekspor menjelang Lebaran, namun bulan lalu kenaikan hanya ada di negara-negara muslim.
Ekspor ke negara-negara muslim seperti Bangladesh naik 222% pada April 2018 dibandingkan Maret 2018, dari 64.570 ton menjadi 208.100 ton. Sementara itu, ekspor ke Pakistan naik tipis 0,23% menjadi 163.300 ton.
Namun, pengiriman ke India justru turun 15% dari 408.650 ton pada Maret 2018 menjadi 346.280 pada April 2018. Hal ini diyakini karena naiknya bea masuk minyak sawit yang dikenakan India.
Adapun ekspor ke Uni Eropa juga turun 17% atau dari 461.240 ton menjadi 385.100 ton, dan ke Amerika Serikat anjlok 42% dari 106.570 ton menjadi 62.160 ton.
Permintaan yang turun drastis dari AS ini karena stok kedelai di Negeri Paman Sam sangat tinggi akibat retaliasi dagang China terhadap AS.
Seperti diketahui, AS menerapkan pajak tinggi pada produk yang diimpor dari China, sehingga China juga membalas dengan tarif tinggi terhadap impor kedelai dari AS. Hal ini kemungkinan membuat eksportir kedelai AS membatasi pengiriman ke China.
(ray/ray) Next Article Jika Moratorium Izin Sawit Berakhir, Ini yang Akan Terjadi!
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melalui keterangan tetulis, Rabu (30/5/2018), menyatakan dari sisi nilai, terjadi penurunan tajam sebesar 13% menjadi US$ 7,04 miliar dari sebelumnya US$ 8,06 miliar.
Pada April 2018 terjadi anomali di mana biasanya permintaan minyak sawit naik signifikan di negara tujuan ekspor menjelang Lebaran, namun bulan lalu kenaikan hanya ada di negara-negara muslim.
Namun, pengiriman ke India justru turun 15% dari 408.650 ton pada Maret 2018 menjadi 346.280 pada April 2018. Hal ini diyakini karena naiknya bea masuk minyak sawit yang dikenakan India.
Adapun ekspor ke Uni Eropa juga turun 17% atau dari 461.240 ton menjadi 385.100 ton, dan ke Amerika Serikat anjlok 42% dari 106.570 ton menjadi 62.160 ton.
Permintaan yang turun drastis dari AS ini karena stok kedelai di Negeri Paman Sam sangat tinggi akibat retaliasi dagang China terhadap AS.
Seperti diketahui, AS menerapkan pajak tinggi pada produk yang diimpor dari China, sehingga China juga membalas dengan tarif tinggi terhadap impor kedelai dari AS. Hal ini kemungkinan membuat eksportir kedelai AS membatasi pengiriman ke China.
(ray/ray) Next Article Jika Moratorium Izin Sawit Berakhir, Ini yang Akan Terjadi!
Most Popular