Uni Eropa Ingin Kerjasama Airbus & BUMN RI Ditingkatkan

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
25 May 2018 17:21
Airbus yang berbasis di Prancis merupakan salah satu pabrikan pesawat terbesar di dunia.
Foto: REUTERS/Regis Duvignau
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Duta Besar Uni Eropa Vincent Guerend hari ini bertemu untuk membahas sejumlah peluang kerja sama di antaranya terkait dengan indutri pesawat terbang.

Vincent mengatakan selama ini PT Dirgantara Indonesia sudah terlibat dalam rantai pasok proses produksi pesawat terbang dan helicopter Airbus.

"Anda mungkin tahu beberapa spare part Airbus dibuat di Bandung dan kemudian dikirim ke seluruh penjuru dunia melalui produk pesawat Airbus. [PT DI] tidak hanya membuat untuk pesawat Indonesia saja tetapi juga pesawat di seluruh dunia. Ini contoh kerja sama yg baik dan perlu ditingkatkan," ujar Vincent kepada CNBC Indonesia usai pertemuan, Jumat (25/5/2018).



Airlangga menyebutkan bahwa PT DI selama ini menyuplai komponen suku cadang bagi pesawat Airbus, pesawat militer Airbus (EADS CASA C-295), dan Airbus Helicopters (Eurocopter). Dia berharap akan ada perluasan pasar bagi varian Eurocopter.

"Itu sudah berjalan, untuk Eurocopter, untuk bagian komponen dari Airbus, tentunya yang berikutnya Airbus Military yang C-295. Kita mengharapkan nanti di Eurocopter pasarnya diperluas lagi," jelas Airlangga.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan perundingan Indonesia - Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) masih berlangsung.

"Antara Indonesia-Eropa kan industrinya sinergis, bukan bersaing, artinya komoditasnya berbeda. CEPA akan berkontribusi pada peningkatan ekspor produk industri manufaktur ke Eropa, seperti makanan-miniman, tekstil, clothingfootwear (alas kaki) termasuk juga kelapa sawit dan turunannya," jelas Airlangga.

Adapun beberapa sektor yang menurutnya masih alot dibahas adalah produk pertanian dan tekstil. "Kalau kita [industri] sih bisa dibuka, tidak masalah, yang belum ketemu itu di pertanian. Kalau untuk tekstil kan biasanya mereka [Uni Eropa] gunakan untuk bargain terakhir, mereka maunya dibuka di depan. Kalau dibuka di depan, nanti tim perunding yang akan negoisasi," ujarnya. 
(ray/ray) Next Article Airlangga : Indonesia Bisa Jadi Hub Otomotif Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular