
THR PNS Rp 35,76 T Faktor Utama Tumbuhnya Ritel Hingga 20%
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
23 May 2018 18:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat Nielsen memproyeksi penjualan ritel barang konsumsi atau fast-moving consumer goods (FMCG) pada Kuartal II-2018 dapat tumbuh 15% hingga 20%.
Pertumbuhan ini didorong meningkatnya konsumsi sepanjang Ramadan.
Adapun pertumbuhan ritel pada FMCG pada Kuartal II-2017 hanya di angka 5%.
"Tahun lalu puasa dan Lebaran sekitar 8 minggu itu kira-kira 5%. Tahun 2016 sekitar 16%, tahun 2015 21-22%, tahun ini bagaimana? Karena tahun lalu base-nya kecil, saya yakin tahun ini bisa double digit. Paling tidak sama seperti tahun-tahun sebelumnya, antara 15-20%," jelas Direktur Eksekutif Nielsen Company Indonesia Yongky Susilo kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Yongky mengungkapkan, pencairan dana Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencapai Rp 36 triliun menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ini.
"Hari ini diumumkan, THR yang mencapai Rp 36 triliun diturunkan untuk PNS oleh pemerintah. Ini pasti mendorong [peningkatan ritel]," kata Yongky.
Pada kuartal I kemarin, Yongky mengakui pertumbuhan ritel FMCG turun 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pada bulan April angka tersebut sudah berangsur positif, yang didorong oleh pertumbuhan di toko tradisional dan minimarket.
"Q1 minus 1 persen. April positif, signifikan, sudah nggak minus lagi. Didorong apa? Karena di toko tradisional, di situ yang naik signifikan. Toko modern juga terdorong, di supermarket biasa saja, hypermarket biasa saja, tapi di minimarket ini," jelasnya.
Pertumbuhan ini, menurut Yongky, lebih disebabkan oleh faktor fundamental ekonomi.
"Prinsipnya, PKH [Program Keluarga Harapan] ini mulai bergulir, lalu bisnis, impor sudah mulai masuk jadi orang mulai berdagang. Ada trickle down effect. Mei lebih bagus dari April, Juni sudah peak season," pungkasnya.
(ray/ray) Next Article Soal THR, PNS Pusat Lebih 'Bahagia' dari Daerah
Pertumbuhan ini didorong meningkatnya konsumsi sepanjang Ramadan.
Adapun pertumbuhan ritel pada FMCG pada Kuartal II-2017 hanya di angka 5%.
Yongky mengungkapkan, pencairan dana Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencapai Rp 36 triliun menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ini.
"Hari ini diumumkan, THR yang mencapai Rp 36 triliun diturunkan untuk PNS oleh pemerintah. Ini pasti mendorong [peningkatan ritel]," kata Yongky.
Pada kuartal I kemarin, Yongky mengakui pertumbuhan ritel FMCG turun 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pada bulan April angka tersebut sudah berangsur positif, yang didorong oleh pertumbuhan di toko tradisional dan minimarket.
"Q1 minus 1 persen. April positif, signifikan, sudah nggak minus lagi. Didorong apa? Karena di toko tradisional, di situ yang naik signifikan. Toko modern juga terdorong, di supermarket biasa saja, hypermarket biasa saja, tapi di minimarket ini," jelasnya.
Pertumbuhan ini, menurut Yongky, lebih disebabkan oleh faktor fundamental ekonomi.
"Prinsipnya, PKH [Program Keluarga Harapan] ini mulai bergulir, lalu bisnis, impor sudah mulai masuk jadi orang mulai berdagang. Ada trickle down effect. Mei lebih bagus dari April, Juni sudah peak season," pungkasnya.
(ray/ray) Next Article Soal THR, PNS Pusat Lebih 'Bahagia' dari Daerah
Most Popular