
Internasional
AC Akan Jadi Pengkonsumsi Listrik Utama di Dunia
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 May 2018 11:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam 30 tahun ke depan, penggunaan mesin pendingin ruangan atau AC akan jadi penggerak utama permintaan listik global. Hal ini merupakan pernyatan Badan Energi Internasional (IEA) pada Selasa (15/5/2018), seperti dilaporkan CNBC International.
Permintaan energi dari AC di seluruh dunia diperkirakan akan tiga kali lipat lebih banyak pada tahun 2050, menurut laporan "The Future of Cooling" oleh IEA.
Peningkatan permintaan ini membutuhkan kapasitas listrik baru dalam jumlah besar, yang setara dengan kapasitas gabungan dari AS, Jepang, dan Uni Eropa yang ada saat ini. Jumlah AC di gedung-gedung akan mencapai 5,6 miliar pada 2050, naik dari saat ini sebanyak 1,6 miliar, kata penelitian tersebut.
Dampak penggunaan AC dan kipas listrik sudah signifikan, terhitung sekitar seperlima dari listrik yang digunakan di gedung-gedung global adalah untuk pendingin, kata IEA. Setelah sektor industri, penggunaan AC akan menjadi sumber pertumbuhan permintaan listrik global terbesar kedua, tambahnya.
"Pertumbuhan permintaan listrik untuk AC adalah salah satu bidang paling kritis dalam debat energi saat ini," kata Fath Birol, direktur eksekutif IEA.
"Dengan meningkatnya pendapatan, kepemilikan AC akan meroket, terutama di negara-negara berkembang. Meski hal ini akan membawa kenyamanan ekstra dan meningkatkan kenyamanan kehidupan sehari-hari, namun penting sekali untuk memprioritaskan efisiensi kinerja AC. Standar untuk sebagian besar AC sekarang ini jauh lebih rendah dari standar seharusnya," tambahnya.
Laporan ini menawarkan solusi untuk penggunaan AC yang semakin meningkat. Ditemukan bahwa sejumlah langkah, termasuk standar kinerja energi minimum yang tinggi, dapat meningkatkan efisiensi energi lebih dari dua kali lipat pada rata-rata persediaan AC global, terhitung dari yang ada saat ini sampai pada tahun 2050.
"Menetapkan standar efisiensi yang lebih tinggi untuk pendinginan adalah salah satu langkah termudah yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi kebutuhan pembangkit listrik baru, dan secara bersamaan memungkinkan mereka untuk memotong emisi dan mengurangi biaya," kata Birol.
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Permintaan energi dari AC di seluruh dunia diperkirakan akan tiga kali lipat lebih banyak pada tahun 2050, menurut laporan "The Future of Cooling" oleh IEA.
"Pertumbuhan permintaan listrik untuk AC adalah salah satu bidang paling kritis dalam debat energi saat ini," kata Fath Birol, direktur eksekutif IEA.
"Dengan meningkatnya pendapatan, kepemilikan AC akan meroket, terutama di negara-negara berkembang. Meski hal ini akan membawa kenyamanan ekstra dan meningkatkan kenyamanan kehidupan sehari-hari, namun penting sekali untuk memprioritaskan efisiensi kinerja AC. Standar untuk sebagian besar AC sekarang ini jauh lebih rendah dari standar seharusnya," tambahnya.
Laporan ini menawarkan solusi untuk penggunaan AC yang semakin meningkat. Ditemukan bahwa sejumlah langkah, termasuk standar kinerja energi minimum yang tinggi, dapat meningkatkan efisiensi energi lebih dari dua kali lipat pada rata-rata persediaan AC global, terhitung dari yang ada saat ini sampai pada tahun 2050.
"Menetapkan standar efisiensi yang lebih tinggi untuk pendinginan adalah salah satu langkah termudah yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi kebutuhan pembangkit listrik baru, dan secara bersamaan memungkinkan mereka untuk memotong emisi dan mengurangi biaya," kata Birol.
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular