
Defisit Perdagangan Anjlok, Menperin: Impor Barang Modal Naik
Arys Aditya, CNBC Indonesia
15 May 2018 19:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 defisit US$ 1,63 miliar atau terdalam sejak April 2014.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto masih memandang positif defisit tersebut.
Dia mengungkapkan industri manufaktur masih memiliki peluang bertumbuh cepat karena lancarnya impor bahan baku produksi.
"Impor barang modal meningkat, impor bahan penolong juga meningkat. Jadi manufaktur ke depan masih bisa tumbuh lagi," kata Airlangga, Selasa (15/5/2018).
Berdasarkan siaran resmi BPS, sepanjang April 2018, impor barang modal tercatat melesat 40,81% yoy, diiringi oleh kenaikan impor bahan baku dan penolong 33% dan barang konsumsi 38,01%.
Dia menyebut keyakinan itu juga didasari oleh peluncuran berbagai insentif fiskal yang dilakukan pemerintah terhadap dunia usaha, khususnya fasilitas untuk perluasan investasi.
"Ya kan [ekspor dan impor] ada fluktuasinya. Tapi manufaktur bisa tetap tumbuh lah."
(ray/ray) Next Article Waduh! Neraca Perdagangan RI Terburuk Kedua di ASEAN
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto masih memandang positif defisit tersebut.
Dia mengungkapkan industri manufaktur masih memiliki peluang bertumbuh cepat karena lancarnya impor bahan baku produksi.
Berdasarkan siaran resmi BPS, sepanjang April 2018, impor barang modal tercatat melesat 40,81% yoy, diiringi oleh kenaikan impor bahan baku dan penolong 33% dan barang konsumsi 38,01%.
Dia menyebut keyakinan itu juga didasari oleh peluncuran berbagai insentif fiskal yang dilakukan pemerintah terhadap dunia usaha, khususnya fasilitas untuk perluasan investasi.
"Ya kan [ekspor dan impor] ada fluktuasinya. Tapi manufaktur bisa tetap tumbuh lah."
(ray/ray) Next Article Waduh! Neraca Perdagangan RI Terburuk Kedua di ASEAN
Most Popular