Internasional

AS - China Masih Jauh untuk Rujuk

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 May 2018 10:44
AS ingin China memberi jadwal bagaimana negara itu membuka pasar bagi ekspor AS karena kedua negara masih 'sangat berjauhan' menyelesaikan friksi perdagangan.
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat ingin China memberi jadwal bagaimana negara itu akan membuka pasarnya bagi ekspor AS karena kedua negara masih 'sangat berjauhan' dalam menyelesaikan friksi perdagangan, kata Duta Besar AS untuk China Terry Branstad pada hari Selasa.
 
Washington dan Beijing telah mengusulkan penerapan tarif senilai puluhan miliar dolar dalam beberapa pekan terakhir, menimbulkan kekhawatiran perang dagang besar-besaran yang dapat mempengaruhi rantai pasokan global dan rencana investasi bisnis.


 
Awal bulan ini, delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin mempresentasikan kepada China sebuah daftar tuntutan sebagai hukuman atas tuduhan pencurian kekayaan intelektual dan kebijakan perdagangan lainnya yang dianggap Washington tidak adil.
 
Dilansir dari CNBC International, kedua negara gagal mencapai kesepakatan tentang daftar panjang permintaan AS dan memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan di Washington.
 
Branstad, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan masyarakat China tampaknya menekankan kembali signifikansi daftar tersebut.
 
"Masyarakat China telah mengatakan 'kami ingin melihat secara spesifik'. Kami memberi mereka semua hal spesifik dalam hal masalah perdagangan. Jadi mereka tidak bisa mengatakan mereka tidak tahu apa yang kami minta," katanya.
 
"Kami masih sangat berjauhan," kata Branstad, mengatakan bahwa China belum memenuhi janji untuk membuka layanan asuransi dan keuangan, serta mengurangi tarif secara otomatis.
 
"Ada banyak bagian di mana China telah berjanji untuk melakukannya, tetapi belum juga dilakukan. Kami ingin melihat segera terwujud. Cepat atau lambat kami ingin hal ini segera terjadi," katanya pada konferensi di Tokyo.
 
Branstad juga mengatakan Presiden AS Donald Trump ingin melihat 'peningkatan yang tinggi' dalam ekspor makanan ke China.
 
"Kami ingin melihat China sama terbukanya seperti Amerika Serikat," katanya.
 
Pemerintahan Trump dalam pembicaraan perdagangan dengan China telah dengan jelas menuntut pemotongan US$200 miliar dalam surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat, menerapkan tarif yang jauh lebih rendah dan juga mensubsidi teknologi maju.
 
Sebelumnya Trump telah mengancam menerapkan tarif US$150 miliar untuk impor barang-barang China, dan China telah mengancam akan membalas dengan menerapkan tarif terhadap ekspor AS, termasuk kedelai dan pesawat terbang.


(gus) Next Article Bursa Saham Eropa Tunggu Hasil Negosiasi Dagang AS-China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular