
Meski Masuk Era Digital, Permintaan Kertas Dunia Tetap Tumbuh
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
03 May 2018 13:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor pulp dan kertas RI pada tahun lalu mencapai US$ 5,8 miliar atau Rp 78,3 triliun.
Khusus pulp, nilai ekspor US$ 2,2 miliar ke tujuan utama yakni China, Korea Selatan, India, Bangladesh dan Jepang.
Sementara itu untuk ekspor kertas senilai US$ 3,6 miliar dengan negara tujuan ke Jepang, AS, Malaysia, Vietnam dan China.
Adapun pada tahun ini, Kementerian Perindustrian memproyeksi industri pulp dan kertas RI akan tumbuh 2,1% sejalan dengan meningkatnya permintaan di pasar global.
"Proyeksi growth industri pulp dan kertas masih moderat sekitar 2,1%, mengikuti pertumbuhan permintaan global. Di negara-negara berkembang permintaannya 4,1% per tahun, sementara di negara maju 0,5% per tahun," ujar Direktur Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin, Edy Sutopo usai menghadiri pembukaan Rapat Kerja Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) di JIExpo Kemayoran, Kamis (3/5/2018).
Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mengungkapkan kebutuhan kertas dunia saat ini sebesar 394 juta ton dan akan terus meningkat menjadi 490 juta ton pada 2020.
Dia meyakini, kebutuhan akan kertas tetap akan meningkat di tengah tumbuhnya industri digital yang mengadopsi konsep paperless.
"Peluang masih terbuka, pasar domestik atau luar negeri terus tumbuh meskipun ada trend kertas tertentu tumbuh negatif, yang terutama disebabkan perkembangan internet yang paperless," ujar Panggah dalam sambutannya.
Adapun kapasitas produksi industri kertas nasional saat ini mencapai 16 juta ton per tahun, sementara produksi pulp mencapai 11 juta ton per tahun.
(ray/ray) Next Article Menperin Usulkan Perusahaan Sukanto Tanoto Dapat Tax Holiday
Khusus pulp, nilai ekspor US$ 2,2 miliar ke tujuan utama yakni China, Korea Selatan, India, Bangladesh dan Jepang.
Sementara itu untuk ekspor kertas senilai US$ 3,6 miliar dengan negara tujuan ke Jepang, AS, Malaysia, Vietnam dan China.
"Proyeksi growth industri pulp dan kertas masih moderat sekitar 2,1%, mengikuti pertumbuhan permintaan global. Di negara-negara berkembang permintaannya 4,1% per tahun, sementara di negara maju 0,5% per tahun," ujar Direktur Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin, Edy Sutopo usai menghadiri pembukaan Rapat Kerja Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) di JIExpo Kemayoran, Kamis (3/5/2018).
Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mengungkapkan kebutuhan kertas dunia saat ini sebesar 394 juta ton dan akan terus meningkat menjadi 490 juta ton pada 2020.
Dia meyakini, kebutuhan akan kertas tetap akan meningkat di tengah tumbuhnya industri digital yang mengadopsi konsep paperless.
"Peluang masih terbuka, pasar domestik atau luar negeri terus tumbuh meskipun ada trend kertas tertentu tumbuh negatif, yang terutama disebabkan perkembangan internet yang paperless," ujar Panggah dalam sambutannya.
Adapun kapasitas produksi industri kertas nasional saat ini mencapai 16 juta ton per tahun, sementara produksi pulp mencapai 11 juta ton per tahun.
(ray/ray) Next Article Menperin Usulkan Perusahaan Sukanto Tanoto Dapat Tax Holiday
Most Popular