
Dolar AS Menguat Hampir Rp 14.000 Membuat Harga Baja Naik
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
25 April 2018 19:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan dolar AS hampir ke level Rp 14.000 akan mengakibatkan kenaikan harga baja di sektor hilir.
Hal ini disebabkan tingginya kandungan impor pada pengolahan baja di sektor hulu. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Besi dan Baja Indonesia (Indonesian Iron and Steel Industry Association/IISIA) Hidayat Triseputro.
"Kandungan impor di produk baja di hulunya kalau tidak salah sekitar 70-80%. Sehingga kalau bahan baku di hulunya mayoritas dari impor, ini tentu akan berimbas pada kenaikan harga di hilir," jelas Hidayat kepada CNBC Indonesia, Rabu (25/4/2018).
Hidayat mengatakan yang bisa memberikan keuntungan dari pelemahan Rupiah terhadap dolar AS ini di sektor hilir hanya besaran potensi produk baja yang bisa diekspor.
(ray/ray) Next Article Nilai Wajar Rupiah di Level Rp13.800
Hal ini disebabkan tingginya kandungan impor pada pengolahan baja di sektor hulu. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Besi dan Baja Indonesia (Indonesian Iron and Steel Industry Association/IISIA) Hidayat Triseputro.
"Kandungan impor di produk baja di hulunya kalau tidak salah sekitar 70-80%. Sehingga kalau bahan baku di hulunya mayoritas dari impor, ini tentu akan berimbas pada kenaikan harga di hilir," jelas Hidayat kepada CNBC Indonesia, Rabu (25/4/2018).
Apabila produk baja RI bisa bersaing untuk ekspor, tentunya akan memberikan margin keuntungan yang signifikan karena ekspor dilakukan dalam mata uang Dolar AS.
"Dengan demikian, [keuntungan dalam] Rupiah yang bisa didapatkan lebih banyak," ujarnya.
Kendati begitu, Hidayat mengaku IISIA belum memiliki data ekspor terbaru di Kuartal I 2018 untuk produk baja dan turunannya.
"Kemarin di data ekspor BPS ada, tapi kami belum punya data ekspor yang updated," pungkasnya.
"Dengan demikian, [keuntungan dalam] Rupiah yang bisa didapatkan lebih banyak," ujarnya.
Kendati begitu, Hidayat mengaku IISIA belum memiliki data ekspor terbaru di Kuartal I 2018 untuk produk baja dan turunannya.
"Kemarin di data ekspor BPS ada, tapi kami belum punya data ekspor yang updated," pungkasnya.
(ray/ray) Next Article Nilai Wajar Rupiah di Level Rp13.800
Most Popular