Hingga Maret, Ekspor Nikel Capai 26% Bauksit 15%

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
18 April 2018 16:57
Realisasi ekspor bijih nikel sejak dibukanya keran ekspor hingga Maret lalu mencapai 8,64 juta ton. Jumlah tersebut 26% dari kuota Kementerian ESDM.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- Realisasi ekspor bijih nikel sejak dibukanya keran ekspor hingga Maret lalu mencapai 8,64 juta ton. Jumlah tersebut baru sekitar 26% dari kuota yang diberikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 32,2 juta untuk 16 perusahaan.

Sementara untuk komoditas bauksit, ekspor baru sebanyak 2,63 juta ton atau 15,35% dari total rekomendasi 17,13 juta ton.

minera


Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menilai para pelaku usaha menunjukkan sikap patuh atas ketentuan yang diberlakukan oleh pemerintah.

"Para pelaku usaha patuh terhadap aturan, termasuk serius dalam melaksanakan komitmen dalam membangun smelter," kata Agung kepada CNBC Indonesia, Rabu (18/4/2018).

Agung menyebut, dari total 18 perusahaan yang memiliki rekomendasi ekspor bijih nikel ada empat pembangunan yang telah rampung. 

Empat perusahaan tersebut adalah PT Aneka Tambang, PT Fajar Bhakit Lintas Nusantara, lalu pabrik smelter hasil kerjasama antara PT Trimegah Bangun Persada dan PT Gane Permai Sentosa yang membentuk perusahaan smelter PT Megah Surya Pertiwi. Selanjutnya adalah kerjasama PT Mulia Pacific Resources dan PT Itamara Nusantara yang membentuk PT CORII.

Sementara itu, untuk produsen bauksit, dua dari tujuh perusahaan pemegang rekomendasi ekspor, sudah ada dua yang pembangunan smelter-nya rampung yaitu milik PT Antam Tbk dan kerja sama PT Cita Mineral Investindo dengan PT WHW Alumunia Refinery.
(gus/gus) Next Article Streaming: Larangan Jual Barang Mentah, Untung Apa Buntung?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular