Investasi Eksplorasi Migas Kalah Jauh dengan Eksploitasi

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
16 April 2018 12:33
SKK Migas menyampaikan investasi atas kegiatan eksplorasi di blok migas eksplorasi masih kalah jauh dibanding kegiatan eksploitasi.
Foto: kotkoa / Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan investasi atas kegiatan eksplorasi di blok migas masih kalah jauh dibanding kegiatan eksploitasi. Hal itu dinilai masih akan terjadi hingga beberapa tahun ke depan.

Sekretaris SKK Migas Arief Setiawan Handoko menyebut sepanjang tahun ini investasi atas eksplorasi migas ditarget sebesar US$ 810 juta. Jumlah tersebut kalah jauh dibanding investasi atas blok eksploitasi sebesar US$ 13,36 miliar.



Sementara itu, prediksi dua tahun mendatang ada peningkatan namun masih dengan kondisi yang sama. Dengan asumsi Indonesia Crude Price (ICP) sebesar US$ 58 per barel, investasi eksplorasi tahun 2019 diperkirakan sebesar US$ 975 juta, sementara itu investasi eksploitasi mencapai Rp 14,34 miliar.

Tahun berikutnya, dengan asumsi ICP yang sama, investasi diperkirakan menjadi US$ 1 miliar dan eksploitasi sebesar US$ 14,19 miliar.

"Berdasarkan forecast, investasi eksplorasi dan eksploitasi akan meningkat, walau eksplorasi belum sesuai yang kita harapkan bersama," kata Arief di Gedung BEI, Senin (16/4/2018).



Penemuan blok migas baru dengan cadangan migas yang besar, lanjut Arief, sangat dibutuhkan saat ini. Hal itu mengingat kebutuhan yang terus meningkat, utamanya atas minyak.

Dia menyampaikan pula Indonesia telah lama tidak menemukan blok migas dengan cadangan besar, seperti penemuan Blok Duri dan Minas puluhan tahun lalu. "Di era 2000, tahun 1990-an ke sini, kita hanya punya Banyu Urip, namun masih kalah. Blok Abadi Masela juga bagus, tapi lainnya tidak ada," kata Arief.
(gus/gus) Next Article Sri Mulyani Rilis Insentif Pajak Migas, Eksplorasi Meroket?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular